Pria yang mengenyam pendidikan S-1 di Universitas Syiah Kuala Aceh itu juga mengaku terpaksa berbelanja untuk stok seminggu.
Baca: 18 Negara Terinfeksi Virus Corona, Korban Meninggal Capai 212 Jiwa, WHO Umumkan Status Darurat Dunia
Baca: UPDATE Pasien Virus Corona hingga Jumat (31/1/2020) Pagi: 9815 Terinfeksi, 213 Orang Meninggal Dunia
Biasanya empat hari jelang habisnya stok di asramanya, Rian akan kembali membeli bahan makanan.
"Mungkin sekitar empat hari lagi kami (mahasiswa) akan belanja kembali untuk memenuhi stok seminggu ke depan. Menjaga pasokan makanan kami," jelasnya.
Ketakutan akan virus corona tentu terlintas dalam pikiran Rian. Namun, ia berusaha menjaga diri agar tak tertular virus tersebut dengan melengkapi dirinya menggunakan masker serta sarung tangan.
"Sebenarnya takut juga untuk keluar berbelanja, (karena bisa) tertular virus. Namun kami memakai masker dan sarung tangan, karena virus itu menular melalui sistem pernafasan dan sentuhan langsung orang-orang yang terpapar virus," kata Rian.
"Jadi kami menghindari tempat ramai dan alhamdulillah setiap belanja tidak saat ramai atau banyak orang lain. Tidak bercampur dengan orang-orang lainnya," katanya.
Tak hanya kelangkaan serta menipisnya stok makanan, warga di Kota Wuhan juga mengalami krisis masker di pasaran.
Hal itu dikarenakan masker dianggap sebagai upaya mencegah penularan dan penyebaran virus secara langsung sehingga masyarakat berebutan untuk membeli serta memilikinya.
"Harganya lebih mahal dan sekarang di pasaran persediaan masker dan orang pada berebutan semua. Kita sangat kesulitan untuk masker, jadi kesempatan kita untuk bisa ke luar (asrama) itu semakin sedikit karena pasokan masker semakin sedikit, jadinya kita tidak berani ke luar."
Baca: Mahasiswa Indonesia: Kesimpulan Sementara Virus Berasal dari Kebiasaan Orang Wuhan Makan Ular
Baca: Peneliti China Ungkap Laki-laki Lebih Rentan Terhadap Virus Corona Daripada Perempuan
Mengenai kondisinya di Wuhan, Rian memastikan ia beserta mahasiswa Aceh lainnya hingga kini dalam kondisi baik-baik saja.
"Kami di sini Alhamdulillah sampai sekarang masih bertahan dan baik-baik saja. Insyaallah belum ada mahasiswa Indonesia, mahasiswa Aceh yang terinveksi virus. Karena kami selalu melakukan pemantauan untuk seluruh tubuh juga belum ada yang terkena demam, batuk yang hebat," ujarnya.(tribun network/vin/dod)