Adhita merupakan dosen Teknologi Pangan FTI UAD yang tengah menempuh studi S3 di Yunnan Agricutural University, Kunming, Yunnan, China.
Ia menuturkan, Pemerintah China telah memberikan instruksi kepada kampus-kampus maupun pusat-pusat pelayanan publik untuk sigap menangani penyebaran virus tersebut.
"Pihak pemerintah lokal telah banyak menutup akses transportasi antar-kota dan memperketat pemeriksaan kesehatan orang yang keluar masuk kota," ujarnya dalam keterangan tertulisnya Kamis.
Rumah sakit-rumah sakit lokal juga disiagakan untuk menerima pasien yang suspect terinvensi virus. Pihak kampus juga memperketat arus keluar masuk mahasiswa yang tinggal di asrama.
Selain itu juga membagikan masker standar, pemeriksaan suhu badan secara rutin, menyediakan logistik di dalam kampus secara kontinyu dan mendata semua perubahan kesehatan yang terjadi pada setiap mahasiswa internasional.
Khusus untuk mahasiswa internasional yang tinggal di luar asrama, diimbau untuk tetap berada di dalam apartemen, menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan orang-orang di lokasi-lokasi terdampak, serta menghindari pusat-pusat keramaian untuk sementara waktu.
"Pemerintah pusat telah berusaha dengan keras membangun rumah sakit khusus untuk perawatan pasien terinveksi virus tersebut dengan kapasitas 1.000 orang dalam waktu enam hari, membersihkan lokasi-lokasi yang dinilai menjadi pusat penyebaran virus, dan memformulasi antivirus yang tepat," katanya.
Semua daya upaya tersebut dimaksudkan untuk segera meredam penyebaran virus jenis baru tersebut.
"Para mahasiswa doktoral dari UAD yang masih bertahan di China telah mengikuti imbauan maupun prosedur yang telah ditetapkan pemerintah maupun kampus, sehingga sejauh ini dilaporkan dalam kondisi aman dan kesehatan tetap terjaga," ujar dia.
Selain itu, koordinasi antar anggota PPIT, pengurus PPIT di semua ranting, KBRI di Beijing, KJRI di wilayah masing-masing dan Kemenlu RI terus diupayakan secara intensif.
Khususnya untuk mahasiswa internasional dari Indonesia di Wuhan, sedang diusahakan pemulangan ke Indonesia.
Sedangkan, untuk mahasiswa-mahasiswa di kota-kota lain tetap berada di lokasi masing-masing dengan mematuhi prosedur keselamatan yang ditetapkan dan terus berkoordinasi dengan PPIT ranting masing-masing.
"Sejauh ini, tidak ada laporan kasus yang menyebutkan adanya infeksi virus terhadap semua mahasiswa Indonesia yang berada di wilayah China," katanya.
Ia mengatakan, mahasiswa yang tetap bertahan di China maupun masyarakat di Indonesia diimbau untuk tetap tenang dan lebih bijak dalam menerima serta menyebarkan konten-konten mengenai kasus outbreak di China ini.
Bantuan moral dan spiritual sangat diperlukan untuk mendukung WNI yang tengah bertahan di China.
"Selain itu, dukungan dunia juga dibutuhkan oleh Pemerintah China yang tengah bekerja dengan sangat keras untuk menanggulagi penyebaran virus ini," ungkapnya. (Tribun Jogja/wsp)