TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pasangan suami istri, Kusyanta dan Maryatun hanya pasrah, lantaran Arif Nur Rofiq (20), anak pertama dari 4 bersaudara, yang sedang melanjutkan studi di China tak bisa pulang ke Indonesia.
Arif bagian dari 245 warga negara Indonesia yang masih terisolasi di tengah mewabahnya virus Corona di China.
Arif mendapatkan beasiswa kuliah di Yangzhou Polytechnic Collage.
Ia baru menempuh pendidikan selama setahun. Beasiswa sendiri hanya melingkupi asrama dan biaya kuliah, selain itu harus ditanggung pribadi.
Kusyanta (45), ayah Arif mengungkapkan rasa khawatirnya karena anak pertamanya tak bisa pulang lantaran terbentur biaya.
"Selama kuliah tidak pulang menetap di sana dan magang," katanya saat ditemui di rumahnya, di Dusun Gembuk, Desa Getas, Kecamatan Playen, Kamis (30/1/2020).
Ia mendapatkan kabar teman-teman anaknya berencana untuk pulang ke Indonesia namun anaknya memutuskan untuk tinggal lantaran terbentur dengan biaya.
"Terakhir saya menghubungi dia (Arif) katanya ada yang akan pulang ke Indonesia. Tetapi saya tanya kembali dia, baiknya seperti apa? Dan ia memilih untuk tinggal karena tidak ada biaya," ucapnya, dengan berkaca-kaca.
Kusyanta tak bisa menutupi perasaan khawatirnya, sesekali dengan mengusap mata ia bercerita kondisi terkini di China yang diceritakan anaknya.
Baca: Ini Berbagai Dampak Virus Corona untuk Pariwisata di Indonesia
Baca: WNI di China Bakal Dievakuasi, Kemenkes Minta Masyarakat Jangan Heboh Tertular Virus Corona
"Video-video yang beredar itu ternyata benar seperti orang yang pingsan di tengah jalan," ucapnya.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari Arif magang di sebuah Hotel, karena saat ini kuliah Arif sedang libur.
"Beasiswanya hanya untuk kuliah dan asrama sedangkan biaya di luar itu tidak ditanggung beasiswa," katanya.
Perasaan khawatir Kusyanta semakin menjadi karena sejak Senin lalu dirinya sama sekali tidak bisa menghubungi anaknya, hal tersebut berbeda jika dibanding dengan hari-hari biasa yang mudah untuk melakukan komunikasi.
"Terakhir saya bisa menghubungi Senin lalu, anak saya bercerita butuh masker. Ditambah lagi toko-toko sudah lama tutup," katanya.