News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bantah Jebak PSK, Andre Rosiade Sebut Bukan Ajudannya yang Ada di Kamar Hotel: Fitnah Sangat Sesat

Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andre Rosiade membantah penggrebekan terhadap Pekerjaan Seks Komersial (PSK) di Padang, Sumatera Barat bukan jebakan yang sengaja dibuatnya.

TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Gerindra Andre Rosiade membantah penggrebekan terhadap Pekerjaan Seks Komersial (PSK) di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) bukan jebakan yang sengaja dibuatnya.

Hal itu disampaikan dalam acara Sapa Indonesia Malam yang diunggah kanal YouTube KompasTV, Rabu (5/2/2020).

Andre Rosiade mengatakan, ia mendapat laporan dari warga terkait adanya praktek prostitusi online yang kemudian dilaporkan kepada polisi.

"Saya ini anggota DPR RI yang dipilih masyarakat Dapil Sumatera Barat Satu ada 11 kota kabupaten. Salah satunya adalah kota Padang dimana saya mendapatkan 70.000 suara," terang Andre.

"Ada masyarakat di kota Padang yang menyampaikan kegelisahan, keresahan, dan kekhawatiran bahwa ada prostitusi online yang merajalela di Padang," sambungnya.

Sementara itu, Andre juga membantah ajudannya berinisial B dijadikan umpan untuk diserahkan kepada PSK tersebut yang kemudian dilakukan penggrebekan.

Anggota DPR RI Andre Rosiade bersama pihak kepolisian dari Polda Sumbar saat menggerebek wanita yang terlibat prostitusi online di Padang, Minggu (26/1/2020). (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

"Itu isu, fitnah, penggiringan opini yang sangat sesat."

"Yang ada di dalam itu adalah masyarakat," ungkap Andre.

Andre pun menjelaskan masyarakat yang bersama PSK itu adalah yang melaporkan kepada pihak berwajib.

Kemudian, ia berujar dari pelaporan warga itu kepolisian bersepakat untuk melakukan pembuktian.

"Masyarakat itu yang di dalam, bukan ajudan saya," tegasnya.

Selain itu, Andre tidak membantah jika dirinya mengenali masyarakat tersebut.

"Masyarakat itu datang ke saya, tentu saya kenal karena dia melapor ke saya," ungkap Andre.

Lebih lanjut, ia menyampaikan masyarakat itu berkoordinasi dengan Cyber Crime Polda lalu bekerjasama untuk melakukan proses penggrebekan.

Andre kembali menegaskan bahwa yang di dalam kamar hotel bersama seorang PSK bukanlah ajudannya.

PSK Jadi Tersangka

Mengutip Kompas.com, Polda Sumbar telah menetapkan N (27) dan mucikari berinisial AS sebagai tersangka.

Stefanus mengatakan, N dan AS sebagai pelaku, yang dijerat dengan Undang-undang informasi dan transaksi elektronik.

"Setelah kita dalami kasusnya ternyata N dan AS adalah pelaku. N bukan korban tapi pelaku yang dijerat dengan Undang-Undang Nomor 19 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik," kata Stefanus, Selasa (4/1/2020).

Menurutnya, penetapan tersangka berdasarkan hasil penyidikan bahwa N meminta AS untuk mencarikan pelanggan.

"Selain itu, PSK tersebut juga mengeksploitasi dirinya sendiri melalui aplikasi tersebut," jelasnya.

Penyidik juga telah memeriksa ahli ITE, ahli bahasa, ahli pidana.

"Saat ini, masih dalam tahap melengkapi berkas. PSK dan mucikari sudah ditahan. Harapan kita, dengan diterapkannya UU ITE ini, bisa memberantas prostitusi online di Kota Padang,” kata Stefanus.

Pelaku prostitusi online dibekuk tim cyber Ditreskrimsus Polda Sumbar di sebuah hotel berbintang di Padang, Minggu (26/1/2020). (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

Pernyataan N

Sebelumnya, setelah dilakukan penggerebekan tersebut, N mengaku diantar oleh temannya berinisial AS.

"Saya minta antar aja sama dia. Saya asli Sukabumi," ungkap Novi, dikutip dari TribunPadang.com, Minggu (26/1/2020).

N sudah berada di Kota Padang selama dua minggu sebelum peristiwa penggerebekan.

Ia berujar, datang dari Sukabumi ke Padang hanya untuk main saja.

Namun, karena kehabisan uang, lalu ia melakukan perbuatannya tersebut.

"Cuma untuk pergi main aja. Dan saat kehabisan uang, makanya saya begini," jelasnya.

N mengaku tidak kenal dengan pria yang berada sekamar dengannya saat penggerebekan.

Ia mengaku mengenal laki-laki tersebut melalui aplikasi MiChat.

"Saya baru ketemu dan enggak kenal juga. Saya tidak bisa mengelak lagi, karena ada bukti," ungkap Novi.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) (TribunPadang.com/Rizka Desri Yusfita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini