Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta untuk mengkaji ulang kebijakan menghentikan sementara penerbangan baik dari Cina ke Indonesia atau sebaliknya.
Kebijaka tersebut diambil pemerintah Indonesia meyikapi mewabahnya virus corona.
Ketua Lembaga Kerjasama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-China (Association of Indonesia-China Economic Social and Cultural Cooperation/AICESCC) Mayjen TNI (Purn) Sudrajat mengatakan bila kebijakan yang diambil Indonesia harus dikaji kembali.
Baca: Andre Rosiade Bantah Jebak PSK dan Dipakai Sebelum Digerebek di Padang: Kondom Masih Utuh
"Kita sangat concern dengan keputusan pemerintah bahwa adanya pemutusan penerbangan dengan Tiongkok dan ini saya kira kita harus melihat apakah ini perlu atau tidak, perlu dilihat kembali," ujar Sudrajat di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2020).
Sudrajat menilai penghentian sementara pengiriman barang-barang dari Cina juga tidak diperlukan.
Alasannya, hal itu tidak ada sangkut pautnya secara langsung dengan virus corona.
Baca: WO Bodong di Depok Terbongkar: Acara Pernikahan Sudah Mau Mulai, Katering Hingga Dekor Tidak Ada
"Kami menilai bahwa itu tidak terlalu bersangkutan langsung dengan virus, karena virus sendiri di luar, dia hanya bisa survive 16 jam paling lama 24 jam," jelasnya.
Lebih lanjut, Sudrajat mengimbau dan berharap agar pemerintah membuat kebijakan yang lebih kondusif terkait perdagangan Indonesia seperti aliran logistik atau persilangan logistik antara Cina dengan Indonesia.
Meski belum dapat menyebutkan dampak atau kerugian secara pasti, Sudrajat memastikan hal itu akan mengganggu perekonomian dan perdagangan Indonesia.
"Kalau dari penerbangan yang kita lihat tentu adanya penurunan turis, juga travel bisnis dan event-event. Tapi (kerugian) sampai sekarang masih belum lihat. Karena baru saja, tapi ini pasti akan mengganggu perekonomian perdagangan kita," katanya.
Jokowi minta kalkulasi dampak antisipasi virus corona
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas bersama sejumlah Kementerian dan Lembaga membahas wabah virus Corona di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (4/2/2020).
Dalam rapat tersebut Presiden Jokowi meminta kalkulasi dampak dari antisipasi wabah virus Corona khususnya terhadap sektor perekonomian kepada jajarannya.
Untuk diketahui satu kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengantisipasi wabah Corona yakni penghentian sementara fasilitas bebas visa dan visa on arrival bagi warga negara Cina.
Baca: Rocky Gerung Sebut Berkantornya Menteri Kesehatan di Natuna Sebagai Pencitraan
"Saya minta dikalkulasi secara cermat dampak dari kebijakan ini pada perekonomian kita, baik dari sektor perdagangan di sektor investasi, dan di sektor pariwisata dan terkait sektor perdagangan," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan Cina merupakan negara tujuan ekspor pertama Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 16,6 persen dari total seluruh ekspor Indonesia.
Cina juga merupakan negara asal impor terbesar Indonesia.
Baca: Sekretaris Daerah Imbau Warga Natuna Kembali Beraktivitas Normal
Dengan adanya wabah virus corona membuat perekonomian Cina terganggu.
"Hal itu betul-betul harus diantisipasi dampak dari virus corona dan perlambatan ekonomi di RRT terhadap produk ekspor kita," katanya.
Jokowi meminta kementerian terkait untuk melihat ceruk ekspor baru, yakni kepada negara-negara yang selama ini mengimpor barang dari Cina.
Baca: Tempat Tidur WNI Di Hanggar Tempat Observasi Selalu Disemprot Desinfektan
Kondisi saat ini menurut Presiden menjadi momentum bagi industri substitusi impor di dalam negeri untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari Cina.
Begitu pula dalam sektor pariwisata, Presiden meminta disiapkan langkah langkah kontijensi terutama untuk Bali dan Sulawesi Utara.
"Dua daerah yang selama ini banyak dikunjungi wisatawan dari RRT dan dalam jangka dekat dimanfaatkan peluang untuk menyasar pasar wisatawan mancanegara yang sedang mencari alternatif untuk destinasi wisata, karena batal berkunjung ke RRT," katanya.
Larang impor hewan hidup dari Cina
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan pemerintah menghentikan sementera impor hewan hidup dari Cina.
Tidak ada pengecualian hewan hidup jenis apapun dari Cina dilarang masuk ke Indonesia untuk sementara waktu.
"Keputusan bahwa kita dilarang mengimpor mengenai hewan-hewan yang hidup. Semua yang hewan hidup ya semuanya itu," ujar Agus Suparmanto usai Rapat Terbatas di Kantor Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/2/2020).
Baca: Muluskan Langkah Jadi Wakil Gubernur, Ahmad Riza Patria Sudah Kunjungi 6 Fraksi DPRD DKI Jakarta
Hewan hidup yang dimaksud di antaranya kura-kura, ular, dan lainnya.
Karena hewan-hewan tersebut berkaitan dengan virus Corona.
Sementara itu, untuk impor makanan jenis holtikultura tetap jalan.
"Hewan hidup itu yang semacam ada yang kura-kura, ular, dan reptil, itu nggak boleh. Itu berkaitan dengan virus," katanya.
Baca: Darurat Kesehatan Global Karena Virus Corona, Ini Kata Dubes Tiongkok
Agus mengatakan aturan tersebut akan segera diterbitkan dalam waktu dekat.
Sementara itu, untuk jangka waktu berlakunya aturan tersebut sangat bergantung pada perkembangan kondisi yang dinilai berdasarkan evaluasi.
"Sampai nanti dievaluasi kembali. Setelah presiden mengevaluasi kembali. Sifatnya sementara, tidak selamanya karena ini mengantisipasi saja," katanya.
Pemerintah Berhentikan Sementara Kebijakan Bebas Visa Bagi Turis Cina
Pemerintah mengambil langkah untuk menghentikan sementara fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara Cina.
Pemberhetian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals dikhususkan bagi warga negara Cina yang bertempat tinggal di mainland Cina.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai menggelar rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020).
Baca: Ilmuwan China Temukan Kemungkinan Baru Penularan Virus Corona, Bisa Tertular Melalui Feses
"Kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara RRT (Republik Rakyat Tiongkok/ Cina) yang bertempat tinggal di mainland China untuk sementara dihentikan," kata Retno.
Retno pun tak menyebutkan sampai kapan kebijakan tersebut dilakukan.
Baca: Menkes Sebut Minimnya Informasi Kepada Warga Jadi Pemicu Penolakan Observasi WNI dari Cina di Natuna
Tentunya, Pemerintah masih akan terus memantau kondisi terkini hingga dinyatakan aman.
Retno juga mengatakan, pemerintah RI memberhentikan sementara penerbangan langsung dari Cina ke Indonesia atau sebaliknya mulai Rabu (5/2/2020) mendatang.
"Penerbangan langsung dari dan ke mainland RRT (Cina) ditunda untuk sementara mulai hari Rabu pukul 00.00 WIB," ujar Retno.
Pemerintah Larang Pendatang dari Cina Masuk dan Transit di Indonesia
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan penundaan penerbangan baik dari Cina ke Tanah Air ataupun sebaliknya mulai Rabu (5/2/2020).
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020).
"Penerbangan langsung dari dan ke Mainland RRT ditunda untuk sementara mulai hari Rabu pukul 00.00 WIB," kata Retno.
Baca: Jokowi Langsung Pimpin Rapat Terbatas Di Halim Perdanakusuma Sikapi Kepulangan 243 WNI dari Wuhan
Selain itu, Retno menyebut, seluruh pendatang yang sudah berada di Cina selama 14 hari dilarang untuk masuk atau melakukan transit di Indonesia.
Sikap itu diambil pemerintah Indonesia karena masa inkubasi virus corona yang diprediksi berlangsung selama 2 minggu.
Baca: Kemenlu RI: 237 WNI, 1 WNA, dan 5 Anggota Tim Aju KBRI Beijing Dipulangkan dari Cina
"Semua pendatang yang tiba dari mainland Cina dan sudah berada di sana selama 14 hari untuk sementara tidak diijinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia," ucap Retno.
Jokowi pimpin rapat terbatas di Halim
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (Ratas) terkait pemulangan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina.
Rapat Tebatas digelar di Base Off Halim Lanud Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2/2020).
Pantauan Tribunnews.com, sekitar pukul 13.35 WIB, usai mendarat dari Solo, Presiden Jokowi langsung memimpin rapat terbatas dengan sejumlah menteri.
Baca: Kemlu RI: Tiga WNI yang Tidak Pulang ke Indonesia dari Cina Bukan Karena Terpapar Virus Corona
Tampak hadir dalam rapat terbatas tersebut Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Mihadjir Efendy, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menkumham Yasonna Laoly, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pariwisata Wishnutama.
Tampak hadir pula Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Azis, dan Kepala BNPB Doni Monardo.
Rapat digelar secara tertutup selama kurang lebih dua jam.
Baca: Menkes Terawan Minta Doa Seluruh Rakyat Indonesia: Semoga Saudara Kita Bisa Lewati Masa Observasi
Dikabarkan sebelumnya, sebanyak 243 WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China, akhirnya mendarat di Tanah Air, Minggu (2/2/2020).
Pesawat Batik Air pembawa para WNI tiba pukul 08.30 WIB dan mendarat dengan aman di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau.
Nantinya, 243 WNI tersebut akan melalui proses pemeriksaan tim kesehatan gabungan, mulai dari karantina, tenaga medis dari Menkes, Imigrasi, hingga sejumlah instansi terkait yang terlibat dari misi sosial tersebut.
237 WNI, 1 WNA, dan 5 Anggota Tim Aju KBRI Beijing Dipulangkan dari Cina
Pemerintah Republik Indonesia (RI) memulangkan 243 orang Warga Negara Indonesia (WNI) dari wilayah terdampak virus corona di Cina ke Tanah Air, Minggu (2/2/2020).
Dalam keterangan pers Kementerian luar negeri (Kemlu RI), disampaikan 243 orang tersebut terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami WNI), serta 5 anggota dari tim KBRI Beijing.
Dikabarkan, seluruh penumpang telah tiba dengan selamat di Natuna lewat serangkaian pemeriksaan kesehatan.
Baca: Jerry Massie Menilai SBY Terlalu Emosional Tanggapi Isu Miring Soal Jiwasraya
Seluruh penumpang telah melalui pemeriksaan kesehatan berlapis baik yang dilakukan otoritas kesehatan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) maupun Tim Dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan seluruh orang yang diterbangkan dari Cina ke Tanah Air dalam kondisi sehat.
Baca: WNI dari Wuhan Sempat Ditolak Warga Natuna, BNPB Pastikan Tak Ada Kontak : Mereka Juga Sehat
Saat transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam.
Hasil pemeriksaan, seluruh penumpang yang dievakuasi dari Cina tersebut sehat.