Dia menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam pengabdiannya.
Sumarlin di masa hidupnya dikenal sebagai salah satu arsitek pembangunan Indonesia.
Hal itu dia jalankan lewat perannya sebagai Menteri Perencanaan Pembngunan merangkap sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) periode 1983 sampai 1988.
Mengutip Wikipedia, JB Sumarlim lahir dari pasangan Sapoean Pawirodikromo dan Karmilah, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Kakek dari jalur ibu, Toedjo Towinangoen, adalah seorang petani yang memiliki sawah dan pekarangan luas di Desa Ngadirejo di Kecamatan Nglegok, Blitar, Jawa Timur, yang berdekatan dengan Gunung Kelud.
Nenek dari ibunya bernama Raminah.
Sumarlin merintis karier sebagai asisten dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1957
dan menjadi guru besar FE UI sejak 1960-sekarang.
Dia kemudian jadi staf ahli Menteri Keuangan Prof. Dr. Ali Wardhana mulai Desember 1968-Mei 1969
Sekretaris Dewan Moneter (1970-1973) dan menjadi Deputi Ketua Bappenas bidang Fiskal dan Moneter (1969-1973).
Sumarlin juga pernah menjadi anggota MPR periode 1972-1988 dan menjadi Wakil Ketua Bappenas di 1973-1982.
Presiden Soeharto kemudian mengangkatnya sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, merangkap Ketua Bappenas di periode 1983-1988.
Sumarlin pernah menjadi Menteri Pendidikan ad interim di 1985, Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Ketua BPK 1993-1998.
Karier di perusahaan, dia pernah menjadi presiden komisaris independen di Asuransi Ramayana Tbk. dan pernah pula menjadi Guru Besar Emeritus di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia sejak 2008.