TRIBUNNEWS.COM - Wacana pemulangan lebih dari 600 Warga Negara Indonesia (WNI) eks Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) diwacanakan akan dipulangkan ke Tanah Air menjadi polemik.
Pasalnya, banyak pihak yang menolak pemulangan WNI eks ISIS tersebut.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, dirinya menolak pemulangan tersebut.
Terkait hal itu, Mantan Teroris Sofyan Tsauri turut memberikan tanggapannya.
Sofyan menuturkan, beberapa waktu lalu ia sempat dihubungi oleh rekan di Suriah.
"Beberapa bulan sebelum ini, sekitar 3 bulan, 4 bulan yang lalu, saya juga dihubungi oleh rekan di Suriah yang berjuang di sana."
"Mereka menginformasikan kepada saya bahwa di Kota Idlib itu ada beberapa pengungsi yang mereka ingin pulang ke Indonesia," kata Sofyan, dikutip Tribunnews.com dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Jumat (7/2/2020).
Baca: Kepla BNPT Ungkap Harapan 660 WNI Eks ISIS Minta Dipulangkan: Mereka Mayoritas Perempuan dan Anak
Baca: Membandingkan WNI Eks ISIS dengan Kasus Corona Dipandang Pengamat Tak Tepat: Tidak Apple to Apple
Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan alasan mengapa mereka ingin dipulangkan.
Alasan tersebut di antaranya adalah, ada perempuan yang suaminya sudah meninggal.
Selain itu, para WNI eks ISIS tersebut juga sudah tidak memiliki paspor.
"Mereka ingin pulang karena mereka sudah kehabisan bekal dan dalam kondisi yang mencekam."
"Karena hampir setiap hari pesawat dari Rusia dan Suriah juga membombardir daerah yang disebut Kota Idlib itu," ungkap Sofyan.
Kemudian Sofyan menjelaskan soal kekhawatirannya jika mereka dipulangkan ke Indonesia.
"Yang kita khawatirkan sebetulnya bentuk pragmatisme atau opportunity."
"Artinya mereka berpura-pura mengadakan tauriyah atau kitman atau disebut juga taqiyyah."
"Mereka berpura-pura menyesal lalu mereka masuk, ini yang kita khawatirkan," ungkapnya.
Sofyan kemudian memaparkan beberapa kasus yang terjadi saat WNI eks ISIS dideportasi dari Turki ke Indonesia.
"Sebelumnya sejak 2015 ada misalnya berangkat Muhammad Aulia warga Aceh yang berangkat ke Afganistan."
"Tahun 2019, lalu ada Ruli dan Ulfa mereka 2017 ketemu saya di Kemensos waktu itu, mereka dideportasi, akhirnya mereka 2019 mengadakan bom bunuh diri di Filipina," ungkapnya.
"Nah dari kejadian-kejadian ini mengkhawatirkan kami semua," tegasnya.
Tanggapan Jokowi dan Mahfud MD Soal Wacana Pemulangan WNI eks ISIS
Pemerintah belum mengambil keputusan soal pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) eks Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ke tanah air.
Diketahui, lebih dari 600 WNI eks ISIS diwacanakan akan dipulangkan ke Indonesia.
Wacana pemulangan ratusan WNI eks ISIS tersebut menuai perdebatan banyak pihak.
Terkait dengan hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara.
Jokowi menuturkan, sampai saat ini pembahasan soal wacana pemulangan WNI eks ISIS masih dalam proses.
"Sampai saat ini masih dalam proses pembahasan dan nanti sebentar lagi kita akan putuskan kalau sudah dirataskan (rapat terbatas)."
"Semuanya masih dalam proses, plus dan minusnya," kata Jokowi seperti dikutip dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Kamis (6/2/2020).
Baca: Tolak Pulangkan WNI Eks ISIS, Sikap Jokowi Disebut Pengamat Sudah Oke dan On The Right Track
Baca: Komisi III DPR Tegaskan WNI Eks ISIS Lebih Bahaya dari Virus Corona: Siapa yang Bisa Jamin Mereka?
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menegaskan, dirinya sebenarnya menolak pemulangan WNI eks ISIS.
"Kalau bertanya kepada saya, ini belum ratas ya, saya akan bilang tidak, tapi masih dirataskan," tegas Jokowi.
Jokowi menuturkan, untuk mengambil keputusan terkait pemulangan WNI eks ISIS perlu perhitungan yang matang.
Selain itu, harus dicari dampak negatif dan positif dari pemulangan WNI eks ISIS tersebut.
"Kita kan pastikan semuanya harus lewat perhitungan, kalkulasi, plus dan minusnya," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, keputusan terkait jadi atau tidaknya pemulangan WNI eks ISIS akan diambil saat rapat terbatas.
"Semuanya dihitung secara detail dan keputusan itu pasti kita ambil di dalam rapat terbatas," terangnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukan), Mahfud MD.
Mahfud menuturkan, soal pemulangan WNI eks ISIS saat ini memang belum diputuskan dan masih dalam tahap pembahasan.
"Teroris pelintas batas itu akan dipulangkan atau tidak belum diputuskan," kata Mahfud.
Hal tersebut lantaran, pemulangan WNI eks ISIS terdapat manfaat dan mudharatnya masing-masing.
"Mulai dari mudharatnya, kalau dipulangkan itu nanti bisa menjadi virus baru terorisme karena dia jelas-jelas pergi ke sana menjadi teroris," terang Mahfud.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)