Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, mengatakan pihaknya masih melakukan verifikasi data terhadap 600-an WNI eks ISIS di Suriah.
Menurutnya hal tersebut penting dilakukan karena masih banyak anak-anak dan perempuan yang masih menggunakan nama alias.
Selain itu, informasi yang masuk ke BNPT masih banyak yang hanya berupa nama dan foto.
"Informasi yang masuk sama kami ada yang berupa nama juga ada yang berupa foto, itu yang perlu diverifikasi karena namanya ada yang masih alias-alias itu, kebanyakan perempuan sama anak-anak," kata Suhardi Alius di Kantor BNPT, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020).
Baca: Pemerintah Didesak untuk Segera Pulangkan Anak WNI Eks ISIS dari Kamp Rojava
Dari 600-an orang tersebut, ia mengatakan sejauh ini BNPT memiliki data nama beserta foto sekira 100-an.
Meski begitu, ia mengatakan data tersebut masih perlu diverifikasi.
"Sementara untuk saat ini yang lengkap dengan foto ada sekira 100-an. Lebih dari seratus. Tapi itu juga masih perlu kita verifikasi lagi benar apa tidak ini, apakah mereka orang Indonesia atau bukan," kata Suhardi.
Baca: Kontroversi Pemulangan WNI Eks ISIS, Apa Kata Presiden, Mahfud MD, Menteri Agama, dan Kepala BNPT?
Ia mengatakan mendapatkan data dari beberapa komunitas internasional baik dari saluran intelijen maupun badan-badan internasional.
Berdasarkan infromasi tersebut, mereka tersebar di tiga kamp yang bernama Al Roj, Al Hol, dan Ainisa yang terletak di Suriah.
"Kami dapatkan (informasi) dari beberapa komunitas internasional, apakah saluran intelijen atau badan-badan internasional tentang sekian puluh ribu FTF dan keluarganya yang sekarang ada di Suriah. Di beberapa kamp itu. Di antaranya ada kurang lebih 600-an pengakuannya WNI. Itu pun masih belum diverifikasi," kata Suhardi.
Seperti diketahui, Kepolisian RI menyampaikan, 47 dari 600 WNI eks ISIS yang rencananya akan dipulangkan ke Indonesia berstatus tahanan.
Baca: Politisi PDIP Diah Pitaloka: Eks ISIS Menolak Pancasila
"Kalau distatuskan hari ini mereka di sana 47 orang sebagai tahanan, kemudian selebihnya refugees," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Asep Adi Saputra di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2020).
Ia menilai, nantinya proses verifikasi dan profiling menjadi penting untuk mengetahui latar belakang mereka.