TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - Masyarakat Tionghoa hari ini, Sabtu (8/2/2020) merayakan Cap Go Meh.
Jika di lokasi lain Cap Go Meh dirayakan penuh semarak. Di Kampung Tua Penagi, Natuna, perayaan ini digelar secara sederhana.
Ini karena lokasi kampung yang berdekatan dengan Hanggar Lanud Raden Sadjaj, tempat observasi ratusan WNI dari Wuhan, China.
Baca: Dokter Li Wenliang Meninggal Karena Corona, Ternyata Sang Istri Akan Melahirkan Pada Bulan Juni
Ketua RT 01 RW 04, Batu Hitam, Kampung Tua Penagi, Yohanes Supriyanto mengatakan warga Tionghoa di Kampung Tua Penagi tetap merayakan Cap Go Meh dengan sembayang di Klenteng.
"Untuk perayaan Cap Go Meh warga di Penagi tidak ada yang melarang. Saya tanya ke panitia katanya silakan kalau mau mengadakan tapi hanya doa saja," ucap Yohanes di Kampung Tua Penagi.
Sementara acara makan bersama ditunda, kemungkinan hingga observasi pada ratusan WNI selesai.
Baca: Begini Tampang Pengemudi yang Mencekik Polantas saat Ditangkap, Tak Lagi Galak Cuma Mengangguk
"Jadi warga disini sembayang di Klenteng mulai nanti malam. Untuk acara makan-makan ditunda," tambahnya.
Untuk diketahui Kampung Tua Penagi dihuni oleh ratusan kepala keluarga berdarah Tionghoa dan suku Melayu yang beragama Islam.
Meski berbeda suku dan keyakini, mereka tetap hidup berdampingan dengan damai. Disana terdapat Kelenteng Pu Tek Chi dan Masjid Al Mukkarohman yang letaknya bersampingan.
Setiap kali perayaan Imlek maupun Cap Go Meh, Penagi selalu ramai dengan beragam acara mulai dari panggung hiburan, makan bersama hingga pembagian hadiah.
Tahu ini karena Natuna dipilih menjadi lokasi observasi ratusan WNI dari Wuhan, banyak warga Penagi memilih mengungsi.
Baca: Diduga Ada yang Terinfeksi Virus Corona, Rumah Sakit di Inggris Diisolasi hingga Tolak Pasien Datang
Jarak kampung yang hanya 1 kilometer dari hanggar lokasi observasi membuat warga cemas, berimbas pula pada lesunya perekonomian di Penagi hingga perayaan Cap Go Meh yang digelar sangat sederhana.