TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Sabtu (8/2/2020).
Dalam acara itu, Kepala Negara mengaku kapok pernah sekali tidak menghadiri hajatan tahunan insan pers ini.
Jokowi mengungkapkan alasannya kapok tak menghadiri HPN saat itu.
Sehingga ia mengaku akan selalu berusaha hadir dalam acara tersebut.
"Setiap ada peringatan Hari Pers Nasional, saya berusaha keras untuk hadir," ungkapnya yang dilansir dari YouTube metrotvnews, Minggu (9/2/2020).
"Saya pernah tidak hadir sekali, setelah itu kapok betul," ujarnya.
Sontak pernyataan Jokowi ini mengundang tawa dari para insan pers dan tamu yang hadir.
Jokowi juga menyampaikan sedianya hari itu, Jokowi harus terbang ke Canberra, Australia untuk melakukan kunjungan kerja.
"Karena memang mengatur waktu sangat sulit, seperti halnya har ini," jelas Jokowi.
"Sebenarnya saya harus terbang ke Canberra tetapi belok dulu ke sini, karena kapok tadi," ujarnya.
Presiden RI ini kemudian mengungkapkan alasan pentingnya HPN ini.
Menurutnya, para pegiat pers memiliki peran yang sangat penting, serta mereka juga setia menemani aktivitas kerjanya setiap hari.
"Mengapa saya harus hadir? Karena insan pers adalah teman saya sehari-hari," kata Jokowi.
Baca: Presiden Jokowi Hadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2020 di Kalimantan Selatan
"Mengejar saya sehari-hari, menghadang saya untuk doorstop interview, yang menyebabkan saya kadang-kadang gugup dan gagap, tidak siap ditanya sesuatu juga insan pers," imbuhnya.
"Dan yang membuat kegiatan saya pemerintah untuk sampai kepada masyarakat juga insan pers," jelasnya.
Lebih lanjut Jokowi mengaku bahwa kehadiran para pegiat pers ini selalu membuatnya rindu.
"Jadi berhadapan dengan insan pers bukan benci tapi rindu," ujarnya.
"Tetapi selalu di hati dan selalu rindu," tegasnya.
Pernyataan Jokowi kemudian disambut tepuk tangan oleh para hadirin yang datang dalam acara tersebut.
Jokowi inipun menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh insan pers karena telah membantu memberikan informasi kepada masyarakat atas kinerja pemerintahan.
Sementara itu, dalam menyambut Hari Pers Nasional, mantan Gubernur DKI Jakarta ini sempat mengunggah foto dirinya yang tengah berada ditengah para pegiat pers.
Foto tersebut ia unggah di di akun media sosial Instagram miliknya, @Jokowi.
Dalam unggahannya itu Jokowi memberikan ucapan selamat Hari Pers Nasional 2020 yang jatuh pada 9 Februari 2020.
Dalam keterangan foto yang diunggahnya, Jokowi menceritakan betapa pentingnya insan pers bagi pemerintahannya.
"Tahukah Anda siapa yang kerap membuat saya jadi gugup?
"Mereka adalah para wartawan. Insan pers yang mengejar saya sehari-hari, menghadang saya untuk doorstop interview, yang menyebabkan saya kadang-kadang gugup dan gagap, tidak siap ditanya sesuatu,
Ke mana pun saya pergi yang selalu ikut bersama saya adalah para wartawan.
Menteri kadang-kadang tidak ikut, tetapi wartawan pasti ikut. Hubungan saya dengan pers ini jadinya bukan benci tapi rindu, tetapi selalu di hati dan selalu rindu hehe.
Karena itulah, saya merasa penting untuk hadir pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2020 yang digelar di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, hari ini. Insan pers adalah teman saya sehari-hari,
Selamat Hari Pers Nasional 2020," tulisnya di akun Instagram @Jokowi, Sabtu (8/2/2020).
Dalam unggahan selanjutnya, Jokowi juga menunggah sebuah gambar yang berisi sejumlah para pegiat pers yang sedang melakukan pekerjaannya dalam bentuk animasi.
Gambar tersebut juga bertuliskan 'SELAMAT HARI PERS NASIONAL, 9 Februari 2020' diatas gambar.
Serta tulisan 'PRESIDEN JOKO WIDODO' dibawah gambar.
Baca: Jokowi Setujui Usul Terowongan Istiqlal-Katedral: Tidak Kelihatan Berseberangan tapi Silaturahmi
Dalam keterangan fotonya, Jokowi kembali menceritakan bertapa pentingnya kehadiran para insan pers ini.
"Masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang mendapatkan informasi yang sehat dan yang baik. Informasi yang baik memerlukan jurnalisme dan ekosistem yang baik," tulisnya.
"Negara membutuhkan kehadiran pers dengan perspektif jernihnya untuk berdiri di depan melawan kekacauan informasi, penyebaran hoaks, dan ujaran kebencian yang mengancam kehidupan demokrasi," sambung tulisannya.
"Yang mewartakan berita baik dan agenda-agenda besar bangsa Indonesia. Membangkitkan semangat positif yang mendorong produktivitas dan optimisme bangsa," imbuhnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)