TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyinggung sosok Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat membahas terorisme.
Aksi Fadjroel Rachman itu sontak menuai tanggapan Politisi Gerindra, Fadli Zon.
Hal itu terjadi ketika keduanya hadir menjadi narasumber di acara Mata Najwa dilansir TribunJakarta pada Kamis (13/2).
Dalam acara tersebut, keduanya membahas wacana pemulangan WNI eks ISIS ke Indonesia yang menuai polemik.
Tak hanya itu, adanya istilah deradikalisasi yang erat dengan pemerintahan Jokowi sejak awal periode kedua juga menuai perbincangan.
Adanya istilah tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyoroti hasil program deradikalisasi pemerintah.
Fadli Zon menilai, kondisi Indonesia sebelum tahun 1998 tidak ada kasus terorisme yang menonjol.
"Setelah 1998, kita lihat banyak kasus yang menonjol seperti bom Bali dan sebagainya. Kita ingin penanganan kasus seperti ini sustainable, jangan ada terus."
"Untuk itu, sejauh mana keberhasilan deradikalisasi yang sudah banyak habiskan dana APBN? Kita perlu juga evaluasi cara menangani terorisme, jangan sampai terorisme ini dibuat ada terus sehingga ada anggarannya terus," ujar Fadli Zon.