News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat Nilai Kerjasama Indonesia-Australia Semestinya Segera Direalisasikan

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Rapat Paripurna Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia - Australia (IA-CEPA) menjadi Undang-Undang, Kamis (6/2/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) menuain polemik.

Sebagian pihak menilai kerjasama yang terjalin dapat mendongkrak ekonomi bangsa, sedangkan sebagian lainnya menilai justru dapat memberatkan.

Hal tersebut lantaran kerjasama IA-CEPA secara langsung menghapuskan tarif bea masuk di antara kedua negara yang dapat memicu masifnya impor dari Australia.

Terkait IA-CEPA, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai kerjasama antara Indonesia dan Australia di bidang ekonomi harus direalisasikan.

Selama ini, dia melihat, ketertarikan Australia masih sebatas komitmen investasi. Namun, kata dia, masih banyak hambatan sampai komitmen menjadi realisasi.

"Selama ini sudah Rp 500 triliun komitmen investasi mangkrak. Angka ini cukup signifikan kalau direalisasikan. Jadi dengan kondisi tekanan ekonomi yang tinggi seperti saat ini investasi baru dari Australia sepertinya bakal butuh waktu lama direalisasikan," kata Bhima, saat dihubungi, Kamis (13/2/2020).

Dihubungi Terpisah, pengamat media sosial Darmansyah memandang optimistis kerjasama Indonesia-Australia terutama untuk menambah pemasukan bagi negara.

"Ya bagus kalau begitu. Biar nggak cari utang luar negeri," kata Darmansyah.

Forum Indonesia-Australia Business Roundtable di Canberra Room, Hotel Hyatt, Canberra, Australia pada Senin (10/2/2020). (Kontan.co.id)

Dikutip dari Kontan.co.id, Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto mengundang pelaku bisnis Australia yang hadir pada acara forum Indonesia-Australia Business Roundtable untuk datang ke Indonesia yang digelar di Canberra Room, Hotel Hyatt, Canberra, Australia pada Senin (10/2/2020).

Tujuannya untuk melakukan bisnis, baik di sektor barang, jasa, maupun investasi.

Hal tersebut katanya sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyebutkan Indonesia siap menjadi negara yang ramah investasi.

Sehingga, lewat IA-CEPA, bukan hanya menghapuskan tarif bea masuk di antara kedua negara, tetapi juga membuka peluang investasi Australia di berbagai sektor.

“Indonesia ingin meningkatkan perdagangan, khususnya ekspor, dan mengejar surplus dengan Australia,” tambah Mendag.

Melalui IA-CEPA, Indonesia dapat membeli produk-produk baku atau penolong dari Australia untuk dibuat produk jadinya di Indonesia, kemudian diekspor ke dunia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini