News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Raya Galungan

Fakta-Fakta Unik tentang Hari Raya Galungan: Ada Sugihan Jawa sebelum Perayaan hingga Manis Galungan

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan, Denpasar, Sabtu (5/1/2019). Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari Hari Raya Galungan yaitu perayaan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan) yang diperingati dengan melakukan persembahyangan bersama di setiap pura di Bali.

TRIBUNNEWS.COM – Hari Raya Galungan yang dirayakan umat Hindu di Bali dilaksanakan pada Rabu, 19 Februari 2020.

Ada beberapa fakta unik mengenai perayaan umat Hindu yang perlu diketahui.

Misalnya, ada rangkain acara yang dilakukan sebelum perayaan, seperti Sugihan Jawa.

Kemudian, acara sehari setelah Hari Raya Galungan, yakni Manis Galungan.

Perayaan Galungan dilakukan setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali.

Tepatnya, pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).

Lalu, apa saja fakta unik lainnya mengenai Hari Raya Galungan?

HARI RAYA GALUNGAN - Sejumlah Umat Hindu melakukan sembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnata, Plumbon, Banguntapan, Bantul,DI Yogyakarta, Rabu (7/9/2016). Umat Hindu merayakan Hari Galungan yaitu perayaan kemenangan "Dharma" (kebenaran) melawan "Adharma" (kejahatan) dengan persembahyangan bersama untuk mensinergikan kekuatan suci yang ada dalam diri setiap manusia untuk membangun jiwa yang terang untuk menghapuskan kekuatan gelap (adharma) dalam diri. (TRIBUN JOGJA/TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI)

Berikut fakta-fakta mengenai Hari Raya Galungan, dilansir Tribunnews dari beberapa sumber:

1. Sugihan Jawa

Dilansir dari Kompas.com, umat Hindu Bali memiliki rangkaian upacara di hari keenam sebelum Galungan, bernama sugihan jawa.

Masyarakat Hindu Bali akan mulai membersihkan pura.

Baik itu pura-pura di pedesaannya atau pura keluarga yang terletak di pekarangan rumah masing-masing.

Baca: Fakta Unik Ojigi, Tradisi Bungkukkan Badan Sebagai Tanda Hormat di Jepang

Baca: Mengenal Obon, Festival Orang Mati di Jepang yang Kental Tradisi

2. Penyekeban

Mengutip dari Bali Spirit, tiga hari sebelum Galungan, umat Hindu di Bali akan merayakan Penyekeban atau hari untuk menutupi.

Umat Hindu biasanya akan menyiapkan pisang hijau yang ditutup dalam pot tanah liat besar untuk mempercepat proses pematangannya.

3. Penyajaan

Dua hari sebelum Galungan disebut dengan Penyajaan.

Umat Hindu di Bali akan membuat jaja atau kue nasi khas Bali.

Jaja terbuat dari tepung beras dan dimakan saat perayaan Galungan.

Warga di kawasan Banjar Jambe, Desa Kerobokan, Kuta Utara, mulai memasang penjor menjelang Galungan, Selasa (25/12/2018). (Tribun Bali/Rizal Fanany)

4. Umat Hindu berdoa di pura saat Galungan

Dilansir dari Tribun-Bali.com, ketika Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali akan menghabiskan waktu dengan berdoa di pura.

Orang Bali akan mengenakan pakaian tradisional untuk berdoa di pura.

5. Galungan Identik dengan Penjor

Dua hari sebelum Galungan berlangsung, masyarakat Hindu Bali akan mulai memasang dekorasi penjor di halaman rumah dan di sepanjang jalan.

Penjor biasanya terbuat dari bambu yang dilengkungkan dan dihias.

Penjor menjadi lambang dari alam, sehingga penjor berisi buah-buahan, padi, hasil pertanian.

Kemudian, hasil pertanian yang menjadi isi penjor merupakan hasil dari kebun yang telah didoakan.

6. Ada Hari Panampahan

Pada saat sehari sebelum Galungan, biasa disebut dengan Hari Penampahan.

Umat Hindu di Bali akan mempersiapkan daging untuk upacara Galungan.

Hari Penampahan dimanfaatkan sebagai hari untuk mempersiapkan makanan.

Kemudian, umat Bali akan menyembelih babi sebagai wujud syukur.

Pembeli saat memilih Penjor di Jalan Raya Kapal, Sabtu (21/10/2017). Menjelang Hari Raya Galungan 1 November, masyarakat sudah mulai berburu payasan penjor. (Tribun Bali/I Dewa Made Satya Parama)

7. Manis Galungan

Sehari setelah Galungan, biasanya disebut dengan hari Manis Galungan.

waktu di mana umat Hindu di Bali akan menghabiskan waktu dengan mengunjungi keluarga dari satu rumah ke rumah lain.

Selain itu, biasanya momen tersebut dimanfaatkan sebagai hari untuk pergi ke beberapa tempat wisata.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini