TRIBUNNEWS.COM – Hari Raya Galungan yang dirayakan umat Hindu di Bali dilaksanakan pada Rabu, 19 Februari 2020.
Ada beberapa fakta unik mengenai perayaan umat Hindu yang perlu diketahui.
Misalnya, ada rangkain acara yang dilakukan sebelum perayaan, seperti Sugihan Jawa.
Kemudian, acara sehari setelah Hari Raya Galungan, yakni Manis Galungan.
Perayaan Galungan dilakukan setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali.
Tepatnya, pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Lalu, apa saja fakta unik lainnya mengenai Hari Raya Galungan?
Berikut fakta-fakta mengenai Hari Raya Galungan, dilansir Tribunnews dari beberapa sumber:
1. Sugihan Jawa
Dilansir dari Kompas.com, umat Hindu Bali memiliki rangkaian upacara di hari keenam sebelum Galungan, bernama sugihan jawa.
Masyarakat Hindu Bali akan mulai membersihkan pura.
Baik itu pura-pura di pedesaannya atau pura keluarga yang terletak di pekarangan rumah masing-masing.
Baca: Fakta Unik Ojigi, Tradisi Bungkukkan Badan Sebagai Tanda Hormat di Jepang
Baca: Mengenal Obon, Festival Orang Mati di Jepang yang Kental Tradisi
2. Penyekeban
Mengutip dari Bali Spirit, tiga hari sebelum Galungan, umat Hindu di Bali akan merayakan Penyekeban atau hari untuk menutupi.
Umat Hindu biasanya akan menyiapkan pisang hijau yang ditutup dalam pot tanah liat besar untuk mempercepat proses pematangannya.
3. Penyajaan
Dua hari sebelum Galungan disebut dengan Penyajaan.
Umat Hindu di Bali akan membuat jaja atau kue nasi khas Bali.
Jaja terbuat dari tepung beras dan dimakan saat perayaan Galungan.
4. Umat Hindu berdoa di pura saat Galungan
Dilansir dari Tribun-Bali.com, ketika Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali akan menghabiskan waktu dengan berdoa di pura.
Orang Bali akan mengenakan pakaian tradisional untuk berdoa di pura.
5. Galungan Identik dengan Penjor
Dua hari sebelum Galungan berlangsung, masyarakat Hindu Bali akan mulai memasang dekorasi penjor di halaman rumah dan di sepanjang jalan.
Penjor biasanya terbuat dari bambu yang dilengkungkan dan dihias.
Penjor menjadi lambang dari alam, sehingga penjor berisi buah-buahan, padi, hasil pertanian.
Kemudian, hasil pertanian yang menjadi isi penjor merupakan hasil dari kebun yang telah didoakan.
6. Ada Hari Panampahan
Pada saat sehari sebelum Galungan, biasa disebut dengan Hari Penampahan.
Umat Hindu di Bali akan mempersiapkan daging untuk upacara Galungan.
Hari Penampahan dimanfaatkan sebagai hari untuk mempersiapkan makanan.
Kemudian, umat Bali akan menyembelih babi sebagai wujud syukur.
7. Manis Galungan
Sehari setelah Galungan, biasanya disebut dengan hari Manis Galungan.
waktu di mana umat Hindu di Bali akan menghabiskan waktu dengan mengunjungi keluarga dari satu rumah ke rumah lain.
Selain itu, biasanya momen tersebut dimanfaatkan sebagai hari untuk pergi ke beberapa tempat wisata.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)