TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah tetap harus melakukan karantina tambahan di Indonesia terhadap 75 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal Diamond Princess.
Hal itu disampaikan anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Christina Aryani kepada Tribunnews.com, Rabu (19/2/2020).
"Jika Pemerintah berencana memulangkan harus dipikirkan penanganan selanjutnya. saya lebih condong pada tambahan durasi karantina di Indonesia," ujar politikus Golkar ini.
Apalagi mengingat terdapat 542 kasus positif virus corona dari kapal pesiar itu, dengan 88 kasus baru diumumkan pada Selasa (18/2/2020) kemarin.
Baca: Hong Kong Laporkan Korban Tewas Kedua Akibat Virus Corona
"Mengacu pada 542 kasus positif di kapal tersebut, saya lebih condong pada tambahan durasi karantina di Indonesia, untuk memastikan status clear dari infeksi," jelas Christina Aryani.
Dilaporkan ratusan penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang bersandar di Pelabuhan Yokohama, Jepang, mulai meninggalkan kapal, yang bertepatan dengan selesainya masa karantina, Rabu (19/2/2020).
Sejauh ini, ada 542 kasus positif virus korona dari kapal pesiar itu, dengan 88 kasus baru diumumkan pada Selasa (18/2) kemarin.
Seperti dilansir dari Japan Today sebelum turun dari kapal, penumpang menerima formulir pemeriksaan kesehatan yang menanyakan apakah mereka memiliki gejala seperti sakit kepala, demam atau batuk.
Jika hasil pemeriksaan menunjukan penumpang negatif virus korona dan tidak memiliki gejala, penumpang tetap harus memeriksa suhu tubuhnya sebelum pergi.
Baca: Satu WNI di Singapura Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona
Diperkirakan sepanjang hari ini, sekitar 500 penumpang akan meninggalkan kapal, dari jumlah 3.711 orang di kapal tersebut, dengan rincian 2.666 penumpang dan 1.045 awak, yang berasal dari 56 negara.
Sementara kru kapal yang sebelumnya bekerja selama dua minggu saat masa karantina, tetap harus berada di dalam kapal untuk menjalani karantina tambahan.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato mengatakan, proses penurunan membutuhkan waktu 2-3 hari.
"Kami telah melakukan tes untuk semua orang dikapal. Beberapa hasil telah keluar.... dan bagi mereka hasil tesnya jelas, bisa turun dari kapal," ujar Kato.