TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengaku pernyataannya yang menganjurkan orang kaya menikahi orang miskin hanya sekedar intermezzo atau selingan.
Ia menjelaskan usulannya tersebut ia sampaikan kepada Menteri Agama, Fachrul Razi, saat memberi sambutan di acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional di JlEkspo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Muhadjir mengungkapkan sempat kaget saat tahu pernyataan yang ia anggap sebatas intermezzo ini menjadi viral.
Baca: Risma Akui Berani Tolak Tawaran Megawati yang Bermacam-macam, Penonton sampai Tepuk Tangan
Baca: Arya Satria Claproth Unggah Video Pilu, Ada Momen Cium Karen Pooroe hingga Cium Jenazah sang Anak
Pasalnya, setelah memberikan ceramah selama satu jam dalam Rakernas tersebut, justru pernyataanya itu yang menjadi topik utama di berbagai media.
Hal ini ia sampaikan dalam program METROTV NEWSROOM yang Tribunnews kutip dari YouTube metrotvnews, Jumat (21/2/2020).
Sebelumnya, Muhadjir menceritakan awal munculnya pernyataan terkait usulan si kaya menikah dengan si miskin.
"Jadi tanggal 18 Februari 2020, saya memberi pengarahan di depan Rakernas kesehatan seluruh Indonesia," kata Muhadjir.
Rakernas itu menjelaskan tentang bagaimana menerjemahkan visi dan misi presiden dan wapres dalam konteks pembangunan manusia Indonesia dan kebudayaan.
"Kemudian satu diantara masalah yang harus diatasi adalah mengentas kemiskinan," imbuhnya.
"Dalam konteks ini kami bicara soal rumah tangga Indonesia berdasarkan data BPS per September 2019," ujarnya.
Dalam data tersebut, menunjukkan jumlah rumah tangga Indonesia sebanyak 57.116.000, sementara 9,4 persen adalah rumah tangga sangat miskin dan miskin.
"Nah yang saya paparkan satu di antara faktor keluarga miskin masih besar adalah terjadi lingkaran setan kemiskinan. Dimana itu belum bisa di potong," jelasnya.
Baca: Menko PMK Muhadjir Buka Raker Kesehatan Nasional 2020
"Satu di antaranya adalah gejala yang saya sebut dengan stratifikasi dalam sistem perkawinan berdasarkan ekonomi," kata Muhadjir.
Jadi keluarga konglomerat berbesanan dengan keluarga konglomerat lainnya, dan keluarga kaya juga mencari jodoh dengan yang kaya.