Gunawan Wahyu Nugroho akan berada di Pulau Sebaru selama 14 masa observasi corona bersama anak buahnya.
Wahyu dan bawahannya akan kontak langsung dengan 188 Warga Negara Indonesia yang diobservasi di Pulau Sebaru.
Baca: VIRAL Bayi Tunjukkan Wajah Marah saat Dilahirkan, Dokter Berkali-kali Mencoba Buatnya Menangis
Baca: Sekda DKI: Kondisi Banjir Dinikmati Saja, Tidak Ada Satu pun Gubernur Luput dari Masalah Banjir
Tapi, Gunawan tidak merasa takut karena melakukan observasi standar prosedur dari World Health Organization (WHO).
"Kita prinsipnya kalau sesuai prosedur ngapain mesti takut, ini tantangan. Kalau tidak ada yang mau siapa lagi? Ini kan warga kita," ujar Wahyu.
Menurut Wahyu, virus corona COVID-19 tidak akan mudah meluas di iklim tropis, seperti di Indonesia.
Selama dua jam di benda padat virus itu akan mati.
Hal terpenting, kata dia, adalah menjaga kebugaran. Agar tidak mudah terkontamintasi oleh virus corona.
"Prinsipnya sebetulnya, intinya bugar. Bugar berarti bukan harus olahraga terus. Jangan sampai faktor kelelahan itu menurunkan faktor imunitas. Dia tetap bugar, teman-teman akan kontrol untuk menu dan lain-lain kita lihat," kata dia.
Wahyu memastikan apa yang dikerjakan oleh Tim Kesehatan akan mengacu pada standar WHO. Terutama saat menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Baca: Tangisan Vitalia Sesha Bertemu Ayah Ibunya, Janji Tak Akan Pernah Lagi Konsumsi Narkoba
Baca: Bukan Conor McGregor, Ini Lawan yang Disebut Khabib Nurmagomedov Jauh Lebih Tangguh
"Ya kita pakai APD, karena angin kencang dan lain-lain. Kita menggunakan safety," kata dia.
Perwira Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Letkol Ampu Prionggoro memastikan persiapan untuk observasi sudah hampir rampung.
"Sebagaimana disampaikan oleh Panglima TNI bahwasanya semua persiapan dalam rangka memyambut kedatangan WNI sudah siap," kata Ampu.
Ampu menjelaskan area observasi di Pulau Sebaru memang berbeda dengan di Pulau Natuna.
Jika di Natuna berbentuk hanggar, sedangkan di Pulau Sebaru bangunan.