News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo dan Bentang Alam dalam Man x Universe

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu karya Srihadi Soedarsono Jakarta Megapolitan- Patung Pembebasan Banjir (2020,128 x 205 cm) yang akan dipamerkan pada 9 Maret - 11 April 2020 di Galeri Nasional Indonesia

Rikrik Kusmara mengatakan pameran “Srihadi Soedarsonom Man x Universe” adalah pendekatan baru Srihadi dalam mengekspresikan landscape, sebab menampilkan metafor dan simbol yang cukup kompleks.

Proses artistik tersebut tak lepas dari kondisi sosial politik Indonesia yang tensinya naik sepanjang 2016-2019, tahun-tahun Srihadi menghasilkan karya untuk pameran ini. 

"Melalui pameran ini, pengetahuan masyarakat luas terhadap karya maestro Indonesia, khususnya Srihadi Soedarsono yang hingga saat ini masih aktif berkarya, akan bertambah," kata Selamet Susanto selaku perwakilan panitia penyelenggara pameran.

Baca: Sesosok Jenazah Bayi Ditemukan Dekat Tumpukan Sampah di Tambora

Baca: Perampokan di Tamansari, Lokasi Sekitar Toko Emas Cantik Sepi dan Tak Mudah Terlihat

Bersamaan dengan pembukaan pameran, akan diluncurkan buku berjudul “Srihadi Soedarsono Man x Universe yang membedah hubungan spiritual manusia, berikut siklus hidupnya, dengan aIam semesta. Buku ini ditulis oleh Dra. Siti Farida Srihadi, M.Hum. bersama budayawan Dr. Jean Couteau.

Daiam rangkaian pameran tunggal “Srihadi Soedarsono "Man x Universe” akan diadakan juga seminar pameran pada Sabtu, 28 Maret 2012 di Galeri Nasional Indonesia.

Seminar pameran tersebut terbagi dalam dua sesi pembahasan yakni diskusi pameran dan buku, dengan pembicara Srihadi Soedarsono, Farida Srihadi, Jean Couteau, A. Rikrik Kusmara, serta kritikus atau buku-buku seni, Agus Dermawan T. sebagai penanggap. 

Jean Couteau menulis buku “Srihadi Soedarsono Man x Universe” dengan tantangan terbesar menerjemahkan kompleksitas simbolisme Srihadi yang tampil sederhana. 

“Yang menantang juga adalah agar berhasil memperlihatkan bahwa nilai-nilai yang diangkat dalam karya-karya Srihadi, kendati bersifat Jawa, adalah juga nilai universal. Dia menyehmuti pesan Jawanya dalam bentuk modem,” ujar Jean Couteau. 

Sebelumnya, pada 2016, diluncurkan buku Srihadi Soedarsono: 70 Years Journey of R030 bersamaan pameran berjudul 70 Tahun Rentang Kembara Roso. Buku ini secara implisit menceritakan bagaimana hubungan Srihadi dengan Tuhan serta hubungannya dengan sesama manusia. 

“Gelaran ini merupakan sebuah apresiasi terhadap pencapaian Srihadi Soedarsono melalui karya-karyanya," katanya.

Srihadi merupakan pelukis yang konsisten dan sangat produktif berkarya hingga usia menjelang sembilan dasawarsa.

"Melihat Srihadi bukan hanya sekadar seorang pelukis yang memamerkan karya, perjalanan keseniannya yang cukup panjang melewati berbagai masa merupakan ha! berharga yang dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi publik,” kata Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto. 

Pameran tunggal Srihadi Soedarsono tahun ini merupakan hasil kerja sama antara Srihadi Studio dan Sugar Group Companies untuk yang ketiga kalinya selama satu dekade terakhir, yakni “Retrospective 80th Anniversary Exhibition” tahun 2012, “Srihadi Soedarsono 70 Years Joumey of Rosa” tahun 2016, dan “Srihadi Soedarsoho Man x Universe” tahun 2020.

Dua pameran terakhir tersebut juga bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kerja sama tersebut sebagai bentuk komitmen dari Sugar Group Companies terhadap perkembangan seni lukis di Indonesia. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini