TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyoroti kerap terdengarnya perdebatan antara Islam dan nasionalisme.
Padahal, menurut Bamsoet kedua hal tersebut seharusnya dilihat sebagai anugerah dan karunia.
"Indonesia bukan negara agama, tapi kita mayoritas adalah Islam. Sehingga kita berharap Islam dan nasionalisme tidak perlu diperdebatkan atau diandaikan seperti dua rel kereta api yang terus berjalan beriringan," ujar Bamsoet, di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
Dia mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang berpijak pada falsafah bangsanya sendiri. Dalam hal ini, Indonesia memiliki Pancasila.
Baca: Andai P4, BP7, hingga Mata Pelajaran Pancasila Tak Dihapus, Karakter Bangsa Tidak Separah Hari Ini
Seperti halnya Jepang dengan Shintoisme dan China dengan Komunisme-nya, Bamsoet berharap rasa kebangsaan Indonesia akan Pancasila semakin besar ke depannya.
Politikus Golkar tersebut juga menilai Indonesia sendiri tak akan pernah bisa menjadi satu apabila tanpa adanya Pancasila.
"Tanpa Pancasila, Indonesia tak akan pernah menjadi satu. Jadi saya berharap rasa kebangsaan kita hari ini makin tebal dan makin sadar bahwa kita memiliki kewajiban sebagai warga negara menjaga keutuhan bangsa ini dengan hidup berdampingan melawan radikalisme, intoleransi, dan melawan ancaman lainnya yang berpotensi memecah belah bangsa," tandasnya.