"Ada 23 masih suspect. Ini jadi penting yang suspect karena pemeriksaan yang kita jadikan acuan adalah ternyata dengan masih ada tanda-tanda virus, orang itu masih sakit batuk demam meski tidak tinggi," ujar Yuri, dikutip dari Kompas.com, Minggu.
Menurutnya, 23 pasien suspect corona tersebut harus menjalani pemeriksaan hingga 8 kali.
Baca: Antisipasi Corona, Umat Islam Diimbau Bersihkan Masjid dan Bawa Sajadah Sendiri saat Salat Berjamaah
Baca: Ancaman Virus Corona Semakin Nyata di MotoGP 2020, Seri Austin Amerika Serikat Terancam Batal
Baca: Ngabalin: Negara Tanggung Biaya Pengobatan Pasien Positif Virus Corona
Pasien disebut sudah sehat, jika dari kedelapan pemeriksaan tersebut dinyatakan negatif.
"Mudah-mudahan di delapan negatif. Tapi banyak rumah sakit di luar (negeri), pemeriksaan keenam, kedelapan, jadi positif," jelas Yuri.
"Karena gejala klinis masih ada. Oleh karena itu 23 masih ditahan di rumah sakit untuk observasi lebih lanjut," imbuhnya.
Imun Tubuh Kuat Bisa Cegah Virus Corona
Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto menegaskan, imunitas tubuh yang kuat bisa mencegah terjangkit virus corona.
"Tidak ada di dunia ini yang lebih hebat (menangkal virus corona), lebih bagus, kecuali imunitas tubuh kita sendiri," kata Terawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ia menyampaikan, menjaga pola makan dan hidup sehat bisa membuat imunitas tubuh kuat.
Masyarakat juga diminta tak cemas, agar tak menyebabkan imunitas tubuh menjadi turun.
"Hati, pikiran kita namanya psikoneuroimunologis. Kalau kita mendapatkan persepsi hal-hal yang salah terus, membuat kita khawatir, cemas, ya imunitas tubuh kita ikut turun," ujar Terawan.
Baca: Hong Kong Ingatkan Warga Tidak Cium Anjing, Pasca Temuan Positif Corona
Baca: Ngabalin Wanti-Wanti, Politisi Jangan Serang Pemerintah Lewat Kasus Corona
Baca: UPDATE Virus Corona Indonesia: Kondisi 4 Pasien Positif Covid-19 Tak Demam, Ada 23 Orang Suspect
Ia juga mengingatkan, untuk orang yang sehat tak perlu menggunakan masker.
"Yang sakit pakai masker, yang sehat tidak perlu pakai masker," ungkapnya.
"Kecuali dia melakukan tindakan-tindakan di rumah sakit dan sebagainya sehingga dia memerlukan alat masker karena untuk menjaga sterilitas," jelas Terawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Fitria Chusna Farisa)