"Seorang yang sudah dilakukan pemeriksaan komperhensif mulai di Jepang bahkan karantina di Pulau Sebaru, tetapi kembali confirm positif," ujarnya.
"Artinya ada sesuatu yang laten bahwa virus ini walaupun sudah dikategorikan negatif tetapi dia masih bisa kembali confirm pada kasus tertentu dengan indikasi prognosis tertentu untuk pasiennya," jelas Hermawan.
Sebagai informasi, pasien nomor 06 saat ini sudah dinyatakan sembuh setelah dalam dua tes terakhir dinyatakan negatif.
Sementara itu, untuk penanganan di klaster imported case, Hermawan menyebut pemerintah sangat perlu menyebutkan nama negara yang membuat 13 orang di Indonesia dalam kategori ini terinfeksi virus corona.
"Kategori ketiga yakni imported case, dimana mayoritas kasus pasien positif virus corona di Indonesia,' ujarnya.
"Dalam hal ini penting pemerintah menyampaikan dari negara mana yang masuk kategori imported case ini," imbuhnya.
Menurutnya, hal ini untuk menimbulkan kesadaran bagi masyarakat yang memiliki mobilitas di negara-negara yang bersangkutan tersebut.
Baca: 1 Pasien Positif Corona di Indonesia Meninggal Dunia, Achmad Yurianto: Covid-19 Bukan Penyebab Utama
"Etika diplomasi ini soal lain, tetapi kewaspadaan masyarakat kita yang merasa dirinya dari negara-negara yang memang menjadi confirm sekarang ini sangat penting," kata Hermawan.
"Agar ada awareness (kesadaran) dari masyarakat kita yang memiliki mobilitas cukup intens dengan negara yang bersangkutan," tegasnya.
Sementara, untuk kasus yang local transmission (penularan di Indonesia) ini, Hermawan menilai ini harus menjadi fokus utama dari pemerintah.
Mengingat kasus local transmission pada pasien nomor 27 ini belum diketahui dari mana sumber penularannya.
"Local transmission ini baru satu kejadian yakni kasus nomor 27 tetapi hemat saya justru ini lah yang harus menjadi fokus besar kita," jelasnya.
Baca: Pemerintah Diminta Lacak Warga yang Telah Berinteraksi dengan Pasien Corona
"Local transmission itu menunjukkan ada semacam silent movement yang terjadi di tengah masyarakat kita," imbuhnya.
"Tanpa kita tahu dari mana sumber asalanya dimana pola gerakannya dan bagaimana simtomnya,"ungkapnya.
Untuk mengatasi hal ini Hermawan mengungkapkan perlu adanya pendekatan komunitas di masyarakat saat ini.
"Tidak ada cara lain, selain pemerintah harus melakukan pendekatan komunitas," kata Hermawan.
"Dan ini adalah kelengkapan dari upaya-upaya yang sudah dilakukan pemerintah," jelasnya. (*)
Simak videonya di menit 14.12.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)