TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah menegaskan, tak akan mengambil kebijakan lockdown atau mengunci wilayah yang terjangkit virus corona.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto mengatakan, mengambil opsi lockdown justru akan meningkatkan adanya peluang penularan virus corona.
"Kami tidak akan memakai opsi lockdown, karena kalau di-lockdown, malah kita tidak akan bisa berbuat apa-apa," ujar Yurianto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (12/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Meskipun sejumlah negara sudah menerapkan kebijakan tersebut, Yuri menyebut, justru kasus di wilayah tersebut berpeluang akan bertambah.
"Konsekuensinya, kasus (Covid-19) di wilayah itu bisa jadi akan naik dengan cepat," jelasnya.
Baca: Sekpres Brazil Positif Corona, Sempat Dinner dengan Donald Trump
Baca: 7 Hal Penting tentang Virus Corona: Penyebaran dan Perlindungan
Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat pejabat tingkat kementerian akan melaksanakan rapat untuk menentukan langkah selanjutnya demi mengantisipasi penyebaran virus corona di Indonesia.
"Ini akan menjadi keputusan bersama yang akan diputuskan di tingkat kementerian," ungkap Yuri.
Yuri lalu mencontohkan opsi lockdown pada kapal pesiar Diamond Princess.
Ia berujar, kapal tersebut menjadi satu diantara lokasi awal virus corona di China, setelah adanya upaya mengunci orang-orang di dalam kapal.
"Begitu di-lockdown (karantina di dalam kapal), (jumlah positif Covid-19) naik angkanya."
"Ya karena orang tidak ke mana-mana, di situ," ujar Yuri, dikutip dari Kompas.com, Kamis.
Baca: Film KKN di Desa Penari Ditunda Akibat Corona, Ini Kata Sutradara
Baca: Langkah Antisipasi Virus Corona yang Sudah Menyebar ke 127 Negara
Yuri menegaskan, pemerintah memutuskan tak akan memilih opsi lockdown untuk saat ini.
"Lockdown itu supaya tidak ada pergerakan orang sakit keluar atau orang sakit masuk ke dalam."
"Kita tidak akan memakai opsi lockdown," tegasnya.