Menanggapi penelitian yang memprediksi jumlah kasus akan mencapai lebih dari 8.000, Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan virus corona, mengatakan pemerintah akan tetap fokus pada langkah-langkah yang tengah dijalani dalam upaya mengatasi penyebaran Covid-19.
"Kan sudah beberapa kali disampaikan oleh Presiden, social distancing, pemeriksaan massal, ya itu langkahnya," kata Yurianto kepada wartawan BBC News Indonesia Liza Yosephine pada Kamis (19/03).
Peralatan kesehatan minim
Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Agus Dwi Sutanto, menyebutkan peralatan kesehatan di rumah sakit rujukan penanganan virus ini tidak cukup.
Agus kepada wartawan BBC News Indonesia, Liza Yosephine, menjelaskan ketersediaan peralatan seperti alat bantu nafas, ventilator, dan alat bantu diagnostik virus yang makin menipis. Saat artikel ini ditulis, rumah sakit menangani 24 pasien yang diisolasi.
BBC Visual Journalism menganalisis enam indikator infrastruktur dan sumber daya manusia pada sistem kesehatan di Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, China, dan Singapura.
Keenam indikator meliputi jumlah kasur, jumlah kasur darurat (ICU), jumlah dokter, jumlah perawat, deteksi dini, dan pengeluaran kesehatan per kapita.
Dari enam indikator, Indonesia menunjukkan ketidaksiapan dalam penanganan Covid-19.
Dibandingkan dengan negara lainnya, Korea Selatan menjadi yang paling unggul dengan ketersediaan jumlah kasur di rumah sakit mencapai 11,5 per 1.000 penduduk.
Sementara di Indonesia menjadi yang terburuk karena mampu menyediakan satu kasur per 1.000 penduduk.
Di Malaysia, setidaknya ada dua kasur per 1.000 penduduk yang siap di seluruh negeri.
Ketersediaan dokter di Indonesia juga minim, per 1.000 penduduk hanya ada 0,4. Atau dengan kata lain, hanya empat dokter yang menangani 10.000 orang.
Sementara di Korea Selatan, paling tidak dua dokter yang menangani 1.000 orang.