Apabila Terawan berani menerapkan diskresi ini, selain bantu memperluas deteksi dini Covid-19 di simpul kerumunan, maka langkah tersebut juga akan sedikit meredakan ketegangan antara IDI dan Terawan gara-gara kasus pelanggaran kode etik Terawan beberapa waktu lalu.
Baca: Anggota DPRD Blora Marah Tolak Dites Kesehatan terkait Corona, Pertanyakan SOP dan Singgung UU
Baca: Kabar Gembira, Balita di Sleman Positif Virus Corona Dinyatakan Sembuh oleh Dokter
Bagai Efek Domino
Imam menilai, redanya hubungan yang selama ini meruncing antara keduanya dapat pula berdampak masif untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
"Dalam kondisi darurat ini, Menkes harusnya bisa membuat diskresi agar mereka menjadi tim medis untuk penanganan ringan dan sangat mungkin dilatih mengambil spesimen," jelas Imam.
"Diskresi ini semua ada di tangan Menkes. Tahun 2019 ada sekitar 18 dokter muda, ditambah 11 ribu dokter muda tahun 2018. Harusnya anak-anak ko-as (ko-asisten) ini bisa jadi tulang punggung," pungkas dia. (Kompas.com/Vitorio Mantalean)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Pasar Tradisional Perlu Segera Sterilisasi karena Rentan Jadi "Sarang" Covid-19"