TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar tradisional dinilai tak realistis apabila jadi sasaran kebijakan lockdown, meskipun pasar tradisional menjadi simpul kerumunan orang yang dapat mempermudah penularan pandemi Covid-19.
Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo menganggap, bila kebijakan penutupan pasar dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan, ekonomi masyarakat berpotensi akan lumpuh.
"Banyak pedagang kehilangan mata-pencaharian dan juga tak terhitung berapa rumah tangga yang akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-harinya," kata Imam kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020) seperti dikutip Tribunnews.
Ia mengungkapkan, pemerintah perlu menyiasati secara tepat pengurangan risiko penularan Covid-19 di pasar yang tetap jadi simpul kerumunan di tengah pandemi saat ini.
Baca: Kadisdikpora Provinsi Bali Prihatin 33 Anak Malah Balapan Liar di Tengah Merebaknya Covid-19
Baca: Jokowi Instruksikan Tes Massal, Ini yang Harus Diperhatikan Soal Rapid Test Corona & Cara Kerjanya
Pembatasan interaksi mau tidak mau jadi solusi.
Jika pasar tradisonal dibiarkan berjalan seperti biasa tanpa intervensi pemerintah, niscaya pasar akan menjadi tempat rentan penularan Covid-19.
"Kita tidak tahu berapa banyak pedagang ataupun pengunjung di pasar yang sudah terjangkit virus corona berinteraksi dengan sesama pedagang maupun pembeli," ujar dia.
Imam memberi saran, pemerintah segera menerapkan strategi sterilisasi block to block.
Strategi ini cocok diterapkan di pasar tradisional, yang lokasi berjualan pedagangnya terbagi dalam blok berdasarkan jenis dagangannya.
"Untuk mengintensifkan monitoring, perlu dibentuk tim kecil untuk monitoring kesehatan di tiap blok," jelas Imam.
"Anggota tim kecil ini dapat berasal dari para pedagang sendiri di blok terkait. Melalui tim ini, kelengkapan kesehatan seperti hand sanitizer, disinfektan, sabun dan masker disediakan," ujarnya.
Sterilisasi ini pun mewajibkan screening ketat di segala penjuru pasar tradisional selama aktivitas jual-beli berlangsung, utamanya pemeriksaan kesehatan secara ketat terhadap kondisi pedagang dan pembeli.
Baca: Vanessa Angel Beberkan Asal Xanax yang Dikonsumsi Bibi, Polisi Sebut dari Mantan Pengacara
Baca: Ditengah Pandemi Virus Corona, Persib Bandung dan Persebaya Surabaya Fokus Berbenah
Tim Medis
Imam juga berharap, sterilisasi "block to block" ini dapat diperkuat dengan mekanisme cepat tanggap (rapid response), yang terdiri dari tenaga-tenaga kesehatan.