Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil negatif pada saat tes secara massal atau rapid test, tidak jadi jaminan bisa bebas dari virus corona (COVID-19).
Demikian disampaikan Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers seperti diyatangkan di Channel Youtube BNPB Indonesia, Minggu (22/3/2020).
"Hasil negatif tidak memberikan jaminan, yang bersangkutan tidak terinfeksi," ujar Yurianto.
Tetap saja, tegas dia, siapapun yang hasilnya negatif untuk melakukan social distancing (jaga jarak).
Baca: Imbauan Pemerintah, Positif COVID-19 dengan Keluhan Ringan Cukup Lakukan Isolasi Diri
Baca: Positif Terjangkit Covid-19, Andrea Dian Sampaikan Imbauan kepada Orang yang Pernah Kontak Dengannya
Baca: Jangan Sembarangan Konsumsi Obat Klorokuin Tanpa Resep Dokter, Efeknya Bisa Fatal
"Apabila ditemukan kasus negatif maka kita akan meminta siapapun yang hasilnya negatif untuk tetap melakukan social distancing," jelas Yurianto.
Baca: Polri Siapkan 52 Rumah Sakit untuk Tangani Virus Corona
"Tetap lakukan jaga jarak dengan siapapun, karena hasil negatif tidak memberikan jaminan, yang bersangkutan tidak terinfeksi," imbuhya.
Karena dia menjelaskan, rapid test atau test cepat yang sedang dilakukan pemerintah sekarang ini basisnya adalah melihat respon serologi darah dari infeksi COVID-19.
Tentunya saat masih berada di kisaran sebelum 6 sampai 7 hari, respon imunologi belum muncul. Karena itu hasilnya pasti negatif.
"Nah yang menjadi dasar buat kita, tidak ada satupun yang memberikan garansi, kalau pemeriksaannya negatif itu dia tidak terinfeksi," ucapnya.
Baca: Pasien Terjangkit Virus Corona Bertambah 64 Orang dan Totalnya 514 Orang, yang Sembuh 29 Orang
"Apabila dua kali dilakukan pemeriksaan dan ternyata tetap negatif, kita bisa meyakini, saat ini sedang tidak terinfeksi. Tetapi bisa besoknya terinfeksi manakala upaya social distancing tidak dijalankan," tegasnya.