Penghargaan
Dilansir Kompas.com, selama berkarier di dunia arsitektur, Djuhara meraih sejumlah penghargaan.
Penghargaan tersebut diantaranya:
- IAI Award – Citation Award (2002)
- Penghargaan III - Maket Terbaik dari International Architecture Biennale Rotterdam 2005 untuk Maket Batavia 1681 (2005)
- Penghargaan Utama IAI Award 2008 untuk Rumah Baja Wisnu.
Karya rumah baja ini mengantarkan Djuhara ke jenjang popularitas dan disegani di kalangan arsitek lainnya.
Hingga saat ini, rumah baja tersebut masih berdiri dan kerap dijadikan kajian studi mahasiswa arsitektur dan arsitek pemula.
Djuhara pun pernah diminta untuk menjadi technical reviewer di sejumlah ajang penghargaan seperti PAM Awards 2011 Overseas - House at Kebayoran Baru dan Overseas - House at Pondok Indah.
Kemudian, Aga Khan Award for Architeture Cycle 2013 Museum of Handcraft Paper di Yunnan, China, serta Aga Khan Award for Architeture Cycle 2016 Hutong Children’s Library and Art Centre di Beijing, China.
Djuhara juga dikenal aktif mengikuti pameran baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa pameran yang pernah ia ikuti adalah Pameran Karya Arsitek Muda Indonesia di Staad Huis, Den Haag, Belanda, d'Form, desain produk Indonesia (2005. Lalu Servants Right to Space pada International Architecture Biennale Rotterdam (2005), dan Indonesia Architects Week di Tokyo, Jepang (2011).
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, Kompas.com/Rosiana Haryanti)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Obituari Ahmad Djuhara, dan Rumah Baja yang Abadi"