TRIBUNNEWS.COM, SELANDIA BARU - Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya menyesalkan kejadian penembakan terhadap karyawan PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika.
Peristiwa penembakan itu menewaskan seorang warga negara Selandia Baru, Graeme Thomas Wall, dan melukai dua warga sipil Indonesia, Jibril M A Bahar dan Ucok Simanungkalit.
“Belasungkawa kami yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Kami siap membantu bila diperlukan," tutur Tantowi, dalam keteranganya, Selasa (31/3/2020).
Ia mengatakan, peristiwa tersebut menambah beban masyarakat Papua dan aparat keamanan yang tengah bekerja keras menanggulangi Covid-19.
Baca: Inter Milan Ogah Perpanjang Kontrak dan Tidak Masuk Skema Man United, Masa Depan Sanchez Terancam
Baca: Garuda Melawan Corona: 4 Strategi Menghadapi Wabah Covid-19 ala Pemain Timnas
"Ini memperlihatkan bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) tidak mempedulikan dampak perbuatannya terhadap masyarakat Papua sendiri. Saya berharap hal tersebut dapat membuka mata banyak pihak mengenai wajah sesungguhnya dari kelompok kriminal bersenjata," ungkap dia.
Kakak Helmy Yahya ini menyampaikan, keprihatinan atas peristiwa tersebut dan menegaskan aksi penembakan ini tidak dapat diterima dari sudut manapun.
“Kelompok kriminal bersenjata selalu berdalih bahwa serangannya ditujukan kepada aparat keamanan, namun fakta menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah masyarakat sipil,” ujar Dubes Tantowi.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (30/3), menurut polisi setempat ada kelompok yang terdiri atas 8 orang, 3 orang di antaranya membawa senjata laras panjang.
Berdasarkan keterangan saksi mata, polisi berhasil mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Lino Mom Ilimar dan Antonius Aim.
Kedua penembak tersebut diketahui merupakan bagian dari kelompok kriminal bersenjata yang dipimpin oleh Joni Botak.