"Strategi lainnya adalah meningkatkan penagihan ke lapangan,” kata Hendi.
Selain itu, pihaknya masih menunggu kebijakan dari Dinas Koperasi dan UKM setempat, juga tindakan konkret dari LPDB-KUMKM dalam mengatur kebijakan atas kondisi saat ini.
"Wabah Covid-19 ini membawa pengaruh besar terhadap keberlangsungannya koperasi kami," jelas Hendi.
Terkait perubahan pola penyaluran pembiayaan kepada anggota, diakui Hendi kini lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan.
Pelayanan pinjaman koperasi yang beranggotakan 3.339 orang ini juga mengalami perubahan signifikan, yakni dimulai pukul 09.00 WIB dan tutup sampai pukul 14.00 WIB.
Pihaknya pun mengaku tengah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan pinjaman dari anggota.
Selain menyikapi dengan berbagai upaya dan strategi, KSPPS BMT Atunnisa berharap adanya pengurangan margin atau bunga yang harus dibayarkan ke LPDB-KUMKM.
Pihaknya juga tengah menanti pencairan dana pinjaman/pembiayaan tahap kedua dari LPDB-KUMKM yang sampai saat ini belum dicairkan.
Meskipun koperasi tidak memiliki pinjaman lain selain dari LPDB-KUMKM, namun pihaknya tetap berkomitmen untuk membayar pinjaman sesuai dengan jadwal angsuran.
Hendi berharap, wabah Covid-19 ini segera berlalu dan KUMKM di Indonesia mampu bertahan dan bangkit.
Pemberian suntikan modal bagi para pelaku usaha KUMKM akan memberikan stimulus bisnis yang baik bagi pertumbuhan ekonomi, terutama bagi mereka yang terdampak usahanya saat merebaknya virus Covid-19.(*)