TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah skenario tengah dipersiapkan oleh Presiden Joko Widodo (jokowi) dalam antisipasi arus mudik di tengah penyebaran virus corona baru (COVID-19).
Hal tersebut ia sampaikan saat melakukan rapat terbatas melalui telekonferensi lanjutan bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Satu contoh skenario yang dipersiapkan adalah memberikan Hari Libur Nasional pengganti.
"Saya melihat mungkin untuk mudik, dalam rangka menenangkan masyarakat mungkin alternatif mengganti Hari Libur Nasional di lain hari, untuk hari raya, mungkin bisa di bicarakan," kata Jokowi dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/4/2020).
Baca: Mumpung Lagi WfH dan Banyak Waktu di Rumah, Jangan Lupa Cek Busi Kendaraan
Baca: Pesan Terakhir Dokter di Italia Sebelum Meninggal akibat Corona
Baca: 3 Bahan Utama untuk Membuat Hand Sanitizer dan Cara Pembuatannya
Selain itu, Mantan Wali Kota Solo ini juga mempersiapakan skenario untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk menggratiskan biaya masuk ke tempat wisata, utamanya yang dimiliki oleh negara.
Jokowi menekankan, skenario-skenario di atas diharapkan mampu memberikan ketenangan kepada masyarakat di tengah ancaman COVID-19.
"Saya kira kalau apa, skenario-skenario tersebut kita bisa memberikan sedikir ketenangan kepada masyarakat," tandasnya.
Dalam rapat terbatas sebelumnya, Jokowi juga menuturkan, arus mudik yang lebih dini terjadi saat ini bukan didorong oleh faktor budaya.
Melainkan karena berkurangnya sumber pendapatan warga, utamanya pekerja informal, yang menurun drastis di tengah kebijakan tanggap darurat.
Maka itu, jaring pengaman sosial merupakan satu hal krusial yang harus segera diselesaikan.
Apabila hal tersebut telah terpenuhi, maka upaya antisipasi selanjutnya dapat berproses di sisi tengah di mana pembatasan pergerakan orang dan menjaga jarak aman antar sesama akan lebih didisiplinkan.
"Ini sesuai dengan protokol kesehatan dengan kedisiplinan yang kuat. Saya kira akan memberikan pengaruh yang besar terhadap jumlah yang positif COVID-19," ucap Jokowi.
Baca: Pengakuan Warga yang Hadiri Pesta Pernikahan Kapolsek Kembangan Saat Wabah Corona
Baca: Korban Meninggal Termuda akibat Corona, Bayi 6 Minggu Tak Bisa Diselamatkan, Sempat Dirawat di RS
Baca: Kedubes AS di Jakarta Berduka, Satu Staf Lokal Meninggal Dunia Positif Virus Corona
Ia menilai pengawasan dan pengendalian yang mesti dilakukan di tingkat daerah, terutama di level kelurahan atau desa.
Melalui pemantauan dan laporan yang diterima, Jokowi mulai melihat adanya pergerakan dan kesadaran warga di tingkat tersebut untuk turut berupaya mencegah penyebaran COVID-19 yang semakin luas di wilayah mereka.
"Saya ingin mendorong agar ada partisipasi di tingkat komunitas, baik itu RW maupun RT"
"Sehingga pemudik yang pulang dari Jabodetabek bisa diberlakukan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) sehingga harus menjalankan isolasi mandiri," ucapnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)