TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Budi Arie Setiadi mengaku sudah berkomunikasi dengan Staf Khusus milenial Presiden Joko Widodo Andi Taufan terkait beredarnya surat kontroversial.
Budi mengaku kaget ketika ramai tengah dibahas oleh publik soal surat Andi Taufan bocor ke publik. Andi merupakan CEO PT Amartha Mikrto Fintek, perusahaan pinjaman online, yang membawa perusahaannya masuk ke dalam struktur birokasi.
Baca: Corona Picu Orang Berbuat Kriminal? Reza Indragiri: Kalau Orang Frustasi, Tidak Tertutup Kemungkinan
Surat bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 berkop Sekretaris Kabinet (Setkab) RI itu ditembuskan Kementerian Desa. Budi menerangkan tidak tahu menahu sampai ada seorang kepala desa yang memberitahu soal surat itu.
"Saya tidak tahu menahu adanya surat menyurat itu sampai beberapa kepala desa dan camat, memberitahu ke saya bahwa Pak Wamen ini ada apa," kata Budi Arie kepada Tribun.
Berikut petikan wawancara lengkap bersama Budi Arie:
Apa Anda sudah berkomunikasi dengan Staf Khusus milenial Presiden Joko Widodo Andi Taufan mengenai surat tersebut?
Sudah. Saya sudah beri saran ke Bung Andi harus lebih hati-hati. Karena urusan ini sangat sensitif.
Baca: Ini Alasan Warga Negara Belanda Tak Suka Pasang Gorden di Jendela Rumahnya
Apa betul ada balasan dari Kemendes, soal ramai surat yang dicorat-coret berwarna merah?
Sedang diproses. Siapapun yang coret surat itu kan' nadanya seolah kementerian desa terlibat.
Program relawan desa lawan Covid-19 itu memang seperti apa?
Relawan Desa Lawan Covid-19 itu memiliki tugas untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Covid-19. Dengan cara edukasi melalui sosialisasi kepada seluruh warga masyarakat.
Relawan Desa Lawan Covid-19 dipimpin langsung oleh Kepala Desa beserta perangkat desa lainnya. Sosialisasi ini penting agar ada kesamaan pemahaman di desa terkait soal Covid-19 dan bagaimana cara pencegahannya.
Baca: Tak Tahu Asal Corona yang Tewaskan Istri, Suami Perawat yang Jenazahnya Ditolak: Dia Orang Gigih
Lalu bagaimana Anda mengetahui surat dari Staf Khusus Milenial?
Saya tidak tahu menahu adanya surat menyurat itu sampai beberapa kepala desa dan camat, memberitahu ke saya bahwa Pak Wamen ini ada apa.
Terus saya tanya ke mereka yang bersangkutan "Apa konsekuensinya?". Karena konsekuensinya adalah mereka disuruh menanggung sebagian biaya pelatihan itu.Itu kan' belum ada pembicaraan resmi di Kementerian Desa. Saya ke Kemendes, saya tanya ke staf, "Ini bagaimana prosesnya surat itu?".
Surat itu kan' intinya baru pengajuan kerja sama, secara surat saja sudah salah. Tembusan untuk ke Kemendes untuk camat saja sudah salah. Karena camat itu ranahnya Depdagri.Bahwa keinginan semua anak bangsa untuk berperan mengatasi wabah corona saat ini harus disambut baik.
Persoalannya, ini kan caranya, menurut hemat kami, sangat mengganggu dari etik birokrasi dan tata cara kerja yang baik.
Baca: Jaksa KPK Tanya Alasan PDIP Prioritaskan Harun Masiku Duduk di DPR, Ini Jawaban Hasto Kristiyanto
Baca: Mudik ke Semarang Saat Pandemi Covid-19, Pemudik Wajib Lapor Barcode Aplikasi Sidatang
Anda tahu dari camat?
Justru dari teman-teman masyarakat di bawah.