"Tidak seharusnya seorang anak mejadi obyek seperti itu," imbuh Nina.
"Mereka punya hak untuk dilindungi dan bukan menjadi obyek apalagi posisinya berbahaya," sambungnya.
Terlebih lagi kata Nina, video yang ditampilkan di sosial media itu hanya sepotong saja sehingga untuk yang tidak bisa berpikir panjang, ditakutkan akan mengikuti hal tersebut tanpa melihat dampak yang terjadi kepada anak.
"Itu bahaya sekali," tegasnya.
"Apalagi hanya sekedar untuk konten," ungkapnya.
Lebih lanjut, Nina juga mengungkapkan adanya bantal di belakang anak tidak menjamin keamanannya saat jatuh ke belakang.
Baca: Viral Lucunya Polisi Lupa Lepas Masker saat Minum, Videonya Diunggah Jenderal Petinggi Polri
Baca: VIRAL Curhatan Wanita Soal Dagangan Telor Asin Ayahnya yang Tak Laku karena Pandemi Corona
Menurutnya, akan ada bahaya yang dapat ditimbulkan kepada sang anak terlebih yang masih dalam usia di bawah tiga tahun.
"Bahayanya pasti ada. Kita tidak tahu seberapa empuk bantalnya untuk meredam benturan dari posisi duduk ke langsung tidur," jelasnya.
"Belum lagi tulang belakang nya yg masih rawan. Seharusnya anak-anak batita sebisa mungkin dihindarkan dari benturan," ungkap Nina.
Nina menuturkan kejadian tersebut secara tidak langsung juga dapat membuat anak menjadi trauma.
"Bisa (berdampak trauma), tapi trauma itu kan tidak bisa terlihat langsung," kata Nina.
"Mungkin akan terlihat dalam kondisi dia mau belajar sepeda, atau yang sekiranya berisiko jatuh," jelasnya.
Oleh karena itu, Nina mengimbau para orang tua untuk lebih bijak lagi dalam memperlakukan anak-anaknya.
Ia juga menekankan agar orang tua tidak mempermainkan anak mereka sesuka hati sampai lupa melindunginya.
"Para orangtua mohon jangan menganggap anak sebagai milik kita yg kita seolah-olah boleh mempermainkan mereka sesuka hati," ucapnya.
"Hingga lupa melindungi privasi dan dignity mereka," tegasnya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya)