"Betul betul manajemen harus diatur betul. Mana sedang ringan berat dan yang butuh penanganan lebih intensif di rumah sakit," katanya.
Baca: Jokowi Minta Tenaga Medis Diberi Perlindungan Optimal: Jadi Garda Terdepan dan Benteng Terakhir
Baca: Senin Pagi, Jokowi Distribusikan Sembako Bagi 1,2 Juta Keluarga di DKI Jakarta
Baca: Bahas Data Pasien Corona di Indonesia, Epidemiologis Inggris Puji Langkah Jokowi: Masuk Akal
Lalu, Jokowi juga tak ingin jika pemerintah disebut berusaha menutupi informasi penanganan virus corona.
"Mengenai komunikasi yang terbuka, sistem data dan informasi yang terbuka kepada semua pihak."
"Jangan ada yang menganggap lagi, kita menutup-nutupi," imbuhnya.
Penerapan PSBB di Setiap Daerah Berbeda
Sebelumnya, Jokowi mengatakan, penerapan PSBB tidak diberlakukan seragam di semua daerah.
"Pelaksanaan PSBB ini tidak diberlakukan secara seragam di seluruh Indonesia, melainkan kita ingin melihat kondisi masing-masing daerah dan PSBB ini ditetapkan oleh Menkes," ujar Jokowi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (9/4/2020).
"Baik itu yang berkaitan dengan peliburan sekolah, penutupan kantor, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan umum, ini harus melihat beberapa hal, yaitu jumlah kasus yang ada, dan jumlah kematian di setiap baik kabupaten atau kota maupun provinsi," jelasnya.
Baca: Obat Corona Belum Ada, Jokowi Minta Warga Disiplin dan Saling Bantu Lawan Covid-19
Baca: Beri Pesan untuk Masyarakat, Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak Bisa Kerja Sendiri Tangani Corona
Baca: Presiden Jokowi Yakin Bisa Lalui Pandemi Covid-19 Asal Masyarakat Disiplin
Jokowi minta pengajuan permohonan PSBB oleh kepala daerah tidak dilakukan secara gegabah.
"Juga didasarkan pada besarnya ancaman, dukungan sumber daya, pertimbangan ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Ini penting."
"Kita tidak ingin memutuskan ini secara grusa-grusu, cepat tetapi tidak tepat," jelas Jokowi.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)