TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mundurnya Adamas Belva Syah Devara sebagai staf khusus (stafsus) 'milenial' Presiden Joko Widodo (Jokowi), membuat banyak pihak melontarkan komentar pro dan kontra.
Satu diantaranya Ekonom INDEF Bhima Yudhistira yang menanggapi bijak keputusan yang diambil CEO sekaligus Founder Ruangguru itu.
Sebelumnya, Bhima memang sempat menyampaikan undangan debat terbuka terhadap Belva terkait isu Kartu Pra Kerja, Konflik Kepentingan, Oligarki Milenial serta permasalahan lainnya yang dihadapi bangsa ini di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Bahkan ia telah berupaya untuk melakukan komunikasi dengan Belva, namun belum ada tanggapan terkait ajakan debat tersebut.
Baca: 8 Awak KM Dorolonda Dinyatakan Positif Corona Usai Jalani Rapid Test di Tanjung Priok
Baca: Gedung Sekolah di DKI Jakarta Jadi Tempat Isolasi, Arist Merdeka Sirait Berikan Catatan
Hingga akhirnya pengumuman pengunduran diri sebagai stafsus Presiden muncul dalam postingan di akun resmi Instagram pribadi milik alumni Stanford University itu.
Perlu diketahui, Belva memang sempat menjabat sebagai Stafsus 'milenial' Presiden, namun ia ternyata telah mengajukan surat pengunduran dirinya pada 15 April lalu.
Bhima pun mengapresiasi langkah yang diputuskan Belva untuk memilih hengkang dari lingkaran pemerintahan dan fokus menjalankan bisnisnya.
Menurutnya, ini merupakan contoh sikap milenial yang profesional.
"Saya mengapresiasi mundurnya kawan Belva Devara dari posisi staf khusus presiden sebagai bentuk pertanggungjawaban milenial untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya," ujar Bhima, Selasa (21/4/2020) malam.
Bhima kemudian menilai, sikap Belva kali ini memberikan contoh bahwa sebagai sosok milenial, sangat penting untuk menjaga integritas dan menghindari konflik kepentingan yang bisa saja muncul saat masuk dalam lingkup pemerintahan.
"Belva telah menunjukkan bahwa milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di pemerintahan," kata Bhima.
Sebelumnya, Bhima mengakui bahwa dirinya memang mengajak Adamas Belva Syah Devara untuk melakukan debat terbuka.
Pengajuan ajakan debat ini terkait dengan isu Kartu Pra Kerja, Konflik Kepentingan, Oligarki Milenial serta permasalahan lainnya yang dihadapi bangsa ini di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Ia mengaku sudah berupaya untuk melakukan komunikasi dengan CEO sekaligu Founder Ruangguru itu, namun hingga kini belum ada jawaban terkait ajakan debat tersebut.