Dalam kegiatannya, kelompok peretas Naikon diketahui melakukan peretasan terhadap data-data negara di Asia dan Pasifik.
Baca: Amankan Akun Tokopedia dari Hacker, Cara Ganti Password, Aktifkan 2FA & Hapus Akun Pembayaran
"Pendeteksian sudah kita lakukan," ujar Juru Bicara BIN Wawan Purwanto saat dihubungi Tribun, Sabtu(9/5/2020).
Terkait data-data penting di Indonesia, BIN memastikan semuanya aman.
Wawan Purwanto mengatakan semua data penting ditempatkan di tempat yang sangat rahasia dan tidak memungkinkan untuk diretas.
"Kita tidak menempatkan hal-hal yang sangat rahasia di tempat yang memungkinkan untuk direta," kata Wawan.
"Jadi kalaupun diretas dipastikan bahwa itu bukan informasi yang sebenarnya tetapi berisi data penyesatan. Hal-hal seperti ini sudah diantisipasi," ujar Wawan.
Dilaporkan, New York Times sempat menerbitkan laporan tentang surel yang dikirim Kedutaan Besar Indonesia di Australia kepada staf kesehatan dan ekologi pemerintah di Negara Bagian Australia Barat.
Surel itu berisi lampiran data Microsoft Word.
Namun ternyata dalam surel tersebut terdapat alat serangan siber yang tak terlihat dan dikenal dengan nama Aria-body.
Peretas dapat menggunakan Aria-body untuk mengambil alih komputer dari jarak jauh.
Mereka dapat menyalin, menghapus, atau membuat file serta melakukan pencarian ekstensif data perangkat.
Aria-body memiliki kemampuan untuk menutupi jejaknya dan menghindari deteksi.
Baca: Virus Corona Bisa Ganggu Sistem Saraf dan Otak? Ini Penjelasan Sejumlah Ahli
Sebuah perusahaan keamanan siber di Israel telah mengidentifikasi Aria-body sebagai senjata yang dipegang sekelompok peretas bernama Naikon.
Sebelumnya kelompok itu telah dilacak dan mengarah ke militer China.