Artinya, yang berpeluang menggantikan Siwi sebagai KSAL adalah perwira TNI AL dengan pangkat bintang tiga alias laksamana madya.
Dari catatan Tribunnews.com, setidaknya kini ada tujuh nama perwira TNI AL yang berpangkat bintang tiga.
Ketujuh perwira tersebut yakni Wakil KSAL Laksamana Madya TNI Mintoro Yulianto, Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, Sekjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya TNI Agus Setiadji, Sesjen Dewan Ketahanan Nasional Laksamana Madya TNI Achmad Djamaluddin.
Kemudian Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya TNI Yudo Margono, Komandan Jenderal Akademi TNI Letnan Jenderal (Mar) Bambang Suswantono, dan terakhir Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian.
Dari segi kepangkatan, ketujuh perwira itu memiliki peluang sama besar. Namun, tentu ada hal-hal lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan seorang kepala staf di TNI. Salah satunya usia.
Meski saat ini menjabat sebagai Wakil KSAL, peluang Laksdya Mintoro Yulianto terbilang cukup berat. Sebabnya, usianya kini sudah 57 tahun dan akan pensiun pada Juli 2020 nanti.
"Kalau melihat rekam jejak, memang tidak semua Wakasal kemudian naik menjadi KSAL. Termasuk KSAL sekarang (Siwi Sukma Adji, red). Sebelum KSAL, jabatan terakhir beliau adalah Danjen Akademi TNI," kata Ikhsan Yosari.
Bukan hanya peluang Mintoro yang berat. Agus Setiadji dan Achmad Djamaludin juga nyaris mustahil mendapat promosi bintang 4. Seperti halnya Mintoro, mereka juga akan pensiun tahun ini.
Maka secara matematis, tinggal 4 nama yang memiliki peluang menjadi KSAL yakni Aan Kurnia, Yudo Margono, Bambang Suswantono, dan Amarulla Octavian.
Sekilas, sebagai mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang pernah mengawal Presiden Jokowi dari tahun 2016-2017, Bambang punya keunggulan politis dibanding Aan, Yudo, dan Octavian.
Namun, mengingat dirinya berasal dari satuan marinir, peluang Bambang menjadi KSAL juga terbilang berat. Dalam sejarahnya, belum pernah ada perwira dari korps marinir yang menjadi KSAL. Sejak KSAL pertama hingga ke-26, semuanya dijabat oleh perwira dari korps pelaut.
Namun, Bambang tak perlu patah arang. Peluangnya menjadi KSAL tetap ada.
Mengacu promosi yang didapatkan Marsekal Hadi Tjahjanto yang berlatarbelakang penerbang pesawat angkut ringan dan bukan penerbang pesawat tempur atau pesawat angkut berat, ternyata bisa menduduki KSAU hingga Panglima TNI karena memiliki kedekatan dengan Presiden Jokowi, maka bukan tidak mungkin, 'tradisi' korps marinir yang selama ini selalu mentok kariernya di bintang tiga bisa menjadi KSAL.
Kemudian Amarulla Octavian. Alumni AAL tahun 1988 itu memang berasal dari korps pelaut. Namun mengingat dirinya yang pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, peluangnya menjadi perwira bintang 4 juga terlihat berat.