TRIBUNNEWS.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Djoko Santoso telah tutup usia pada Minggu (10/5/2020) lalu akibat sakit stroke.
Seiring kepergian Djoko Santoso untuk selama-lamanya itu, sempat muncul sorotan soal hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Djoko Santoso.
Hal itu bermula saat politikus Partai Gerindra yang juga Anggota DPR RI, Fadli Zon mempertanyakan tidak adanya ucapan duka dari Jokowi untuk Djoko Santoso di media sosial Jokowi.
Fadli Zon membandingkan sikap Jokowi yang menyampaikan ucapan duka untuk sejumlah artis yang meninggal.
"Pak @jokowi, sy lihat di TL twiter tak ada ucapan duka cita dr Presiden thd wafatnya Jend TNI Purn Djoko Santoso, mantan Panglima TNI. Sementara utk bbrp artis yg wafat ada ucapan. Ada yg bertanya kenapa? Itu aja," tulis Fadli di akun twitternya, @fadlizon, Selasa (12/5/2020).
Baca: Fadli Zon Kritik Keputusan Presiden Jokowi Naikkan Iuran BPJS, Kesengsaraan Rakyat Tambah Meroket
Meski sama-sama berasal dari Kota Solo, Jokowi dan Djoko Santoso diketahui memang sempat memiliki pandangan politik yang berbeda.
Di Pilpres 2019, Djoko Santoso dipercaya menjadi panglima pertempuran melawan Jokowi dengan menjadi Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN), Prabowo-Sandi.
Perbedaan politik itu berakhir saat Prabowo bergabung dalam Pemerintahan Jokowi dengan menjadi Menteri Pertahanan.
Meski sempat memiliki perbedaan pandangan politik, kebersamaan Jokowi dan Djoko Santoso sempat terekam belasan tahun lalu dan menjadi peninggalan berarti bagi masyarakat Solo.
Berikut rangkuman seputar kebersamaan Jokowi dan Djoko Santoso hingga soal profil keduanya yang berasal dari Solo:
1. Bersama Meresmikan Patung Slamet Riyadi
Di Kota Solo, berdiri tegak patung Pahlawan Nasional Slamet Riyadi dengan pose mengacungkan pistol.
Slamet Riyadi seorang tentara asal Solo atau Surakarta yang gugur di Ambon dalam operasi penumpasan pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS).
Patung Slamet Riyadi terletak di jantung Kota Solo atau berada di jalan protokol Solo yakni Jl Slamet Riyadi.
Patung setinggi 7 meter dengan landasan 4 meter itu menjadi saksi bisu kebersamaan Jokowi dan Djoko Santoso.
Saat itu, tepatnya pada Senin, 12 November 2007, Jokowi bersama dengan Djoko Santoso meresmikan Patung Slamet Riyadi.
Saat itu, Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Sementara Djoko Santoso masih aktif di militer dan menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Dikutip dari laman resmi TNI, tni.mil.id, peresmian patung Slamet Riyadi ditandai dengan penekanan tombol pembuka selubung patung secara bersama-sama oleh Djoko Santoso, Jokowi.
Djoko Santoso mengatakan patung itu didirikan untuk mengenang jasa-jasa Slamet Riyadi agar semangat juang, patriotisme, jiwa pantang menyerah dan rela berkorban itu diwarisi oleh generasi muda yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melanjutkan perjuanganya.
2. Sama-sama dari Solo
Sukses dengan jalannya masing-masing, Djoko Santoso dan Jokowi sama-sama berasal dari Kota Solo.
Djoko Santoso sukses hingga karier puncak sebagai Panglima TNI di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca: Kenang Sosok Djoko Santoso, Andre Rosiade: Beliau Panutan dan Sangat Sabar
Ia menjabat sebagai Panglima TNI selama tiga tahun, 2007-2010.
Djoko Santoso lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Solo.
Ia lahir pada 8 September 1952.
Menamatkan pendidikan di SMA Negeri 1 Solo, Djoko Santoso kemudian masuk ke Akademi militer dan lulus pada tahun 1975.
Karier Djoko Santoso terus menanjak hingga kemudian menjadi panglima TNI.
Adapun Jokowi juga berasal dari Solo.
Ia menamatkan pendidikan di SMA 6 Solo hingga kemudian kuliah di UGM Yogyakarta.
Karier politik Jokowi dimulai saat menjabat sebagai Wali Kota Solo pada 2004 hingga menjadi Presiden RI saat ini.
Jalan politik Djoko Santoso dan Jokowi memang berbeda.
Baca: Sosok Djoko Santoso bagi Atlet Badminton Indonesia
Dalam Pilpres 2014, Djoko memilih merapat ke kubu Prabowo Subianto, sosok yang memang dekat dengannya sejak di militer.
Di Pilpres 2019, Djoko bahkan memimpin pertarungan melawan Jokowi dengan menjadi Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Perebutan kekuasaan itu berakhir dengan bergabungnya Prabowo ke pemerintahan Jokowi dengan menjadi Menteri Pertahanan.
3. Ucapan Duka yang Dipertanyakan hingga Karangan Bunga Jokowi
Tidak diketahui pasti bagaimana hubungan Djoko Santoso sebelum meninggal dengan Jokowi.
Namun, tidak adanya ucapan duka dari Jokowi di media sosialnya menjadi sorotan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.
"Pak @jokowi, sy lihat di TL twiter tak ada ucapan duka cita dr Presiden thd wafatnya Jend TNI Purn Djoko Santoso, mantan Panglima TNI. Sementara utk bbrp artis yg wafat ada ucapan. Ada yg bertanya kenapa? Itu aja," tulis Fadli di akun twitternya, @fadlizon, Selasa (12/5/2020).
Cuitan politikus Partai Gerindra itu kemudian ramai dibagikan ulang oleh warganet.
Hingga Kamis kemarin, sudah dibagikan 1.600 kali dan terdapat sekira 1.000 komentar.
Setelah dipertanyakan Fadli Zon, kini beredar foto yang menunjukkan adanya karangan bunda dari Presiden Jokowi untuk Djoko Santoso.
Karangan bunga tersebut bernuansa warna kuning.
Dalam karangan bunga itu tertulis karangan bunga dikirim oleh Presiden Jokowi dan keluarga.
"Turut Berduka Cita Atas Wafatnya Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso. Presiden Joko Widodo &Klg," demikian tulisan dalam karangan bunga itu.
Tribunnews.com belum mendapat informasi pasti kapan karangan bunga itu dikirim.
Apakah dikirim di hari H meninggalnya Djoko atau sesudahnya.
Namun, ada warganet menuliskan karangan bunga itu dikirim terlambat atau beberapa hari setelah meninggalnya Djoko Santoso.
Penelusuran Tribunnews.com, foto karangan bunga itu diunggah paling awal oleh seorang warganet di Facebook pada 12 Mei atau atau hari yang sama dengan Fadli Zon membuat cuitan.
Baca: Mantan Panglima TNI Djoko Santoso Meninggal, Disebut sebagai Sosok Ramah dan Rendah Hati
Tribunnews.com berusaha mengubungi Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rahman untuk meminta tanggapan soal karangan bunga tersebut.
Namun, pesan WhatsApp yang dikirim Tribunnews.com belum direspons.
(Tribunnews.com/Daryono)