"Sehingga begitu ada dampak Covid-19 maka gajinya tinggal separo sehingga dia hanya dapat Rp 500 ribu untuk sebulan, itu memang berat sekali itu," lanjut Suharno.
Mengetahui hal ini, Suharno pun menyarankan masyarakat supaya pandai-pandai dalam mengelola keuangan.
Dengan begitu, ketika terjadi suatu hal yang tak terduga seperti pandemi Covid-19 ini, kondisi keuangan tidak terpuruk.
Menurut Suharno, apabila karyawan tersebut menggunakan rumus pengelolaan gaji 50 : 30 : 10 : 10 maka kemungkinan kondisi keuangannya tidak sesulit saat ini.
"Coba kalau kita menggunakan rumus 50 : 30 : 10 : 10, berarti kalau sekarang ini dia menggunakan dananya 30 persen untuk pinjaman berarti dia hanya pinjam maksimal Rp 6 juta."
"Sehingga, ketika dia penghasilannya dipotong Rp 10 juta, masih bisa bernapas sedikit longgar," kata Suharno.
Baca: Sektor Pariwisata Lumpuh Total, Karyawan Travel Ini Terpaksa Terima Gaji Dipotong 30 Persen
Baca: Cegah Dampak Covid-19, Ganjar Galang Dana untuk Seniman
Menurut Suharno karyawan tersebut sebaiknya melakukan rescheduling pembayaran cicilan mobil maupun KPR-nya.
Lagipula, Suharno menyebutkan, pandemi ini tidak akan berlangsung selamanya.
Jika pandemi benar berakhir maksimal empat bulan mendatang, Suharno mengatakan, jangka waktu tiga hingga empat bulan ini bisa digunakan untuk mengangsur dengan cicilan yang lebih kecil.
"Kami sarankan adalah yang pertama mengajukan rescheduling pada cicilan mobil, kemudian mengajukan rescheduling ke pihak bank KPR agar ini dapat diperpanjang angsurannya dan diperkecil."
"Kalau angsurannya diperpanjang kan lebih kecil," kata Suharno.
"Toh ini kan Covid tidak akan selamanya, paling banter ya empat bulan ke depan kita sudah normal kembali, sehingga dalam jangka waktu 3-4 bulan ini minta keringanan untuk angsurannya diperkecil," sambungnya.
Suharno pun kembali menekankan, dana darurat tentunya sangat perlu untuk dipersiapkan.
Hal ini lantaran hal-hal tak terduga pasti terjadi di tengah jalan.