News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rakernas PAN

Karyono: Naif jika Partai Baru Hanya Andalkan Figur Amien Rais

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, dan Ketua DPW PAN Jatim, Masfuk hadir pada acara Rakerwil PAN Jatim, Minggu (12/1/2020).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyoroti internal yang terjadi di dalam tubuh Partai Amanat Nasional (PAN).

Karyono menyebut, jika PAN mengalami pembelahan hingga muncul partai sempalan, maka baik PAN pimpinam Zulkifli Hasan maupun partai baru yang akan didirikan Amien Rais dan para loyalisnya bisa terancam tidak lolos Parlementary Thershold (PT) karena suaranya pasti terbelah.

Baca: Deretan Kisah Penjemputan Pasien Positif Covid-19, Nekat Sembunyi hingga Peluk Warga Agar Tertular

Partai tersebut akan semakin berat ke depan jika PT dinaikkan lagi. Hal itu yang hampir dialami oleh PPP yang hampir tak lolos PT pada Pemilu 2019 lalu.

Ia menyebut, Partai baru sempalan dari PAN yang akan didirikan tidak cukup mengandalkan figur Amien Rais.

Pasalnya, beberapa tahun belakangan, pamor Amien Rais kian merosot, pengaruhnya semakin memudar, sehingga sulit diharapkan sebagai magnet politik untuk menggaet dukungan suara.

"Yang bakal terjadi justru kedua partai hanya akan berebut pada ceruk pemilih yang sama, yaitu mengandalkan basis dukungan kalangan Muhammadiyah ditambah sedikit kalangan di luar Muhammadiyah," kata Karyono kepada Tribunnews, Senin (18/5/2020).

Baca: Presiden Minta Prosedur Penyaluran Paket Sembako dan BLT Disederhanakan

Di sisi lain, Karyono melihat para loyalis Amien Rais sungguh naif bila hanya mengandalkan figur pendiri PAN itu.

Pasalnya, figur Amien Rais sudah kehilangan momentumnya untuk dijadikan vote getter.

Sosok Amien memang dianggap populer di masa reformasi, tapi seiring dengan waktu dinamikanya telah berubah.

Baca: 100 Persen Tersalurkan, Korlantas Pastikan 197 Ribu Supir Terima Bantuan Rp 600 Ribu

"Figur Amien sulit diandalkan untuk memperluas spektrum dukungan politik karena pengaruhnya tidak lagi seperti di era reformasi," ucap Karyono.

Karyono menjelaskan, sejak pertama kali ikut pemilu perolehan suara PAN tidak pernah melampaui 8 persen.

Perolehan suaranya mengalami pasang surut. Pada Pemilu 1999 PAN meraih 7.528.956 suara atau 7,12 persen.

Pada Pemilu 2004 perolehan suara PAN menurun dibanding pemilu 1999. Partai yang didirikan Amien Rais hanya meraih 7.303.324 atau 6,44 persen.

Baca: Pengakuan Pengrajin Patung Didi Kempot yang Ingin Buat Karya karena Belum Sempat Takziah

"Posisinya di bawah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang meraih suara 8.325.020 (7,34 persen) Pada Pemilu 2009, perolehan suara PAN kembali turun hanya meraih 6.254.580 (6,01 persen). Posisi PAN kembali di bawah PKS yang memperoleh suara 8.206.955 (7,88 persen)," jelasnya.

Selain itu, Karyono mengatakan, pada Pemilu 2014 nasib partai berlambang matahari itu memperoleh keburuntungan.

Perolehan suaranya naik menjadi 9.481.621 (7,59 persen) dibanding pemilu sebelumnya. Posisinya di atas PKS yang hanya memperoleh suara sah 8.480.204 (6,79 persen). Sementara, pada Pemilu 2019, PAN memperoleh suara sah 9.572.623.

Jika dilihat dari perolehan suaranya naik tapi persentasenya menurun menjadi 6,84 persen. Posisinya kembali berada di bawah PKS yang memperoleh suara sah 11.493.663 (8,21 persen).

"Namun posisi PAN di atas PPP yang terpuruk akibat perpecahan yang melanda partai berlambang Ka'bah itu. Sehingga menjadi salah satu penyebab perolehan suaranya menurun tajam yang hanya meraih suara sah 6,323.147 (4,52 persen)," kata Karyono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini