News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kisah Koh Steven, Jual 2 Rumah, 7 Mobil, dan 3 Moge untuk Bantu APD Petugas Medis

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Mualaf Center Indonesia Steven Indra Widowo saat melakukan sesi wawancara di kediamannya, di Bandung, Minggu (17/5/2020). Steven menjual harta kekayaannya untuk membantu tenaga medis dalam perjuangannya memerangi penyebaran Covid-19 di Indonesia. TRIBUN JABAR/NAZMI ABDURAHMAN

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Steven Indra Wibowo, seorang mualaf yang menjual semua hartanya untuk membantu para medis berharap gerakannya diikuti oleh orang kaya lainnya yang ada di Indonesia.

Pria yang akrab disapa Koh Steven ini merupakan pendiri sekaligus Ketua Mualaf Centre Indonesia.

Selama membantu para medis dan warga terdampak korona, ia mengaku sudah menjual dua rumah, tujuh mobil, dan tiga motor gede.

Proses penjualan harta benda yang dimilikinya tersebut sudah berlangsung sejak dua bulan ke belakang.

Saat itu ia bersama timnya yang berjumlah 11 orang itu merencanakan niat mulia ini ketika berkumpul di Yogyakarta.

Bagi dia, harta yang dimilikinya hanyalah titipan Allah Swt. Yang namanya titipan, kata dia, pasti harus dikembalikan.

Koh Steven berusaha meniru apa yang dicontohkan Rasulullah Saw. Menurut dia, Rasul pernah memperingatkan orang-orang bahwa ada dua hal yang tidak disukai manusia.

Pertama, kematian, padahal ini lebih baik daripada fitnah. Kedua, adalah kefakiran atau kemiskinan.

Padahal dengan sedikitnya harta, maka sedikit pula yang dihisab pada hari akhir nanti.

"Saya memilih mengembalikan (harta) ini dengan cara yang baik. Momennya sekarang lagi bagus, karena cepat atau lambat (harta) itu akan kembali. Apalagi kelak Allah akan minta pertanggungjawaban," ujar Steven saat ditemui Tribun di Cisitu, Kota Bandung, Minggu (17/5).

Total uang yang terkumpul dari penjualan hartanya itu mencapai Rp12 miliar. Semua uang itu dipakai untuk memproduksi 48 ribu pakaian hazmat yang dibagikan secara gratis ke 4.781 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, 150 ribu masker, di mana 12 ribu di antaranya merupakan masker N95 yang berlapis tujuh dan sisanya masker medis biasa yang tiga lapis.

"Kami juga sumbang hazmat ke tempat-tempat pemakaman umum, khususnya untuk para petugas yang turut memakamkan korban korona yang meninggal. Kami hanya memfasilitasi bantuan untuk fasilitas kesehatan, dokter, dan perawat yang resmi," ujarnya.

Menurut Koh Steven, ia paham betul dalam membuat hazmat saat ia bekerja di salah satu perusahaan di Singapura. Saat itu, perusahaannya mendapatkan order untuk membuat pakaian hazmat dari WHO. 

Akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk membuat pakaian hazmat pada Januari 2020.

Ia pun mengira pakaian hazmat tersebut untuk menangani virus seperti MERS. Tapi setelah bertemu dengan pihak WHO barulah dijelaskan jika pakaian tersebut untuk pakaian alat pelindung diri dari virus korona.

Untuk bahan hazmat, Koh Steven mengimpor dari Jepang, sedangkan mesinnya ia impor dari Tiongkok.

Koh Steven kemudian belajar dari teman-teman di WHO tentang caranya sanitizing, sterilisasi, dan bagaimana memasukkannya ke dalam bahan. Terus ia belajar tentang berbagai jenis UV.

Kini, ada 70 lebih penjahit yang membantu memproduksi ribuan hazmat. Mesin-mesin jahit yang diimpor itu ditaruh di rumah si penjahit agar mudah dikerjakan.

Koh Steven menanggung biaya listrik rumah, termasuk juga membayar puluhan penjahit tersebut.

Para penjahit ini bekerja lebih dari 12 jam dan ongkos lemburnya tidak dibayar.

Selain memproduksi hazmat, ia pun memasang surgical gown untuk 43 ribu pakaian alat pelindung diri (APD) yang belum berstandar WHO. “Para petugas medis meminta agar kami memasangkan surgical gown di bagian dalam hazmat agar virus korona tak bisa tembus,” tuturnya.

Ia pun menyumbang 80 ribu liter hand sanitizer, ribuan paket sembako, dan makanan siap saji untuk orang-orang yang terdampak pandemi Covid-19.

Hingga kini, total paket sembako yang telah dibagikan mencapai sebanyak 120 ribu paket. Sedangkan total paket makanan siap santap yang dibagikan gratis ke seluruh Indonesia sebanyak 560 ribu paket.

"Kami berusaha untuk membantu warung-warung makan lokal agar tetap survive dengan cara order masakan dari mereka untuk dibagikan ke orang-orang yang membutuhkan. Makanan gratis siap saji tersebut kami peruntukkan bukan hanya untuk kaum muslim saja, tetapi semua orang yang membutuhkan uluran tangan kita,” kata dia.

Dia berharap langkahnya dapat diikuti oleh orang banyak.

Sebab, ia memprediksi wabah ini akan berlangsung lama dan akan semakin banyak warga terdampak hingga tidak memiliki makanan.

"Aku berharap gerakan ini diduplikasi oleh orang lain, karena kapasitasku ini akan berakhir, pasti ada ujungnya dan ini akan menjadi panjang dan lama. Orang lapar pasti ada terus," katanya. (tribun jabar/Nazmi Abdurahman).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini