Al Araf juga mengatakan pandemi Covid-19 juga menjadi persolan tersendiri untuk KSAL dan KSAU baru.
"PR yang paling berat adalah kita tahu bahwa dampak dari pandemi ini, adalah pengurangan anggaran di berbagai sektor pemerintahan, termasuk juga kementerian pertahanan."
"Pada di sisi lain ada realitas ancaman, terkait dengan konflik di Laut China Selatan, khususnya di Laut Natuna, di situ tentu ada peranan Angkatan Laut dan Angkatan Udara sendiri sangat signifikan," bebernya.
Oleh karena itu, dirinya menyarakan untuk KSAL dan KSAU baru bisa mencitpakan terobosan baru di tengah keterbatasan anggaran.
Sehingga mobilisasi alutsista mampu untuk menjawab persoalan acaman yang ada.
"Satu persoalanan Laut China Selatan itu menjadi PR sangat rumit kalau dalam situasi normal mungkin bisa mengadakan mobilitasi alutisan baik karena anggaran bisa mencukupi peningkatan kapasitas pertahanan."
"Tapi realitanya sekarang Indonesia mengalami persoalan ekonomi terdampak pada pengurangan anggaran termasuk di masalah pertahanan."
"Butuh terobosan dari AL dan AU untuk mengatasi bagaimana tetap membangun efektivitas pertahanan di dalam keterbatasan anggaran," kata Al Araf kembali menekankan.
Baca: KSAU Fadjar Prasetyo Pastikan Pengamanan Udara RI Terus Ditingkatkan Saat Pandemi Corona
Presiden Jokowi lantik KSAL dan KSAU Baru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Yudo Margono sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dan Fadjar Prasetya sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) pada, pada Rabu (20/5/2020) pagi.
Pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/5/2020) pukul 09.35 WIB.
Adapun pelantikan diawali dengan pembacaan Keputusan Presiden Nomor 32 dan 33 TNI Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAL dan KSAU.
Yudo Margono dan Fadjar Prasetyo tampak mengenakan baju kebesaran matranya.
Presiden Jokowi dan para tamu yang hadir terlihat mengenakan masker dan menjaga jarak di dalam ruangan sebagai bagian dari upaya pembatasan fisik (physical distancing) demi mencegah penularan Covid-19.