TRIBUNNEWSWIKI.COM - Penerapan New Normal atau normal baru di Indonesia sudah mulai banyak diterapkan di beberapa daerah di Indonesia.
Salah satunya yakni di Malang yang sudah diterapkan sejak hari ini, Senin (1/6/2020) dengan membuka mal dan pusat perbelanjaan.
Selain itu, semua tempat wisata yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat juga sudah dibuka untuk umum.
Namun, tempat wisata di Bali hingga kini belum ada rencana untuk dibuka kembali, kenapa?
Bali ditetapkan menjadi pilot destination dalam penerapan program CHS (Cleanliness, Health dan Safety) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Penetapan itu dalam rangka meningkatkan kepercayaan wisatawan pasca pandemi virus corona (Covid-19) dan masa new normal.
Menurut Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali, I Gede Pitana, Bali enggan terburu-buru karena memiliki berbagai penilaian kehati-hatian dalam memutuskan pariwisata kembali buka.
Pertama, Pitana mengatakan jika pariwisata Bali tengah menunggu keputusan Gubernur Bali Wayan Koster.
Baca: Kunci Jawaban SMP Matematika: Layang-layang dan Trapesium Belajar dari Rumah TVRI Selasa 2 Juni 2020
Baca: Sinopsis Film Korea A Violent Prosecutor Akan Tayang Senin 1 Juni 2020 Pukul 21.30 WIB di Trans TV
Baca: Inilah 8 Pekerjaan yang Muncul Akibat Pandemi Covid-19, Beberapa Bergaji Ratusan Ribu per Jam
Ia mengungkapkan bahwa hingga kini Gubernur belum memutuskan karena perlu berhati-hati jika ingin membuka pariwisata.
"Gubernur sendiri selaku pemegang otoritas wilayah, belum memutuskan. Walaupun Gubernur sudah mendengar usulan kami," kata Pitana saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).
Pitana sendiri mengaku sudah sering mengusulkan pembukaan kembali tempat wisata di Bali untuk menunjang ekonomi daerah saat New Normal sudah diterapkan.
Ia mengusulkan pariwisata Bali dibuka secara bertahap, mulai dari daerah yang tertutup dan tidak berisiko, diawali dari kawasan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Nusa Dua.
Seperti diketahui, kawasan ini terdiri dari kompleks hotel berbintang yang kerap dijadikan ajang konferensi atau pertemuan antar negara dan pemerintahan.