"Dari Kadispenad masih belum merilis perkembangan terbaru. Karena kejadian baru kemarin sore. Namun FDR dan CVR dari heli tersebut sudah kami temukan," katanya seusai melepas jenazah Kapten CPN Freedy Febrianto Nugroho, di TPU Sasonoloyo Colombo, Sleman, Minggu (7/6/2020).
Begitu juga dengan Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekaman suara kokpit.
Secara umum kedua data tersebut tidak dapat dipisahkan dalam menganalisa penyebab jatuhnya sebuah pesawat atau helikopter.
Baca: Data Tenaga Kerja Membaik, Pasar Acuhkan Kerusuhan di AS
Ia menambahkan, FDR dan CVR tersebut akan dianalisa oleh teknisi berasal dari Rusia.
Hal itu dilakukan lantaran keterbatasan alat yang dimiliki oleh TNI AD.
Sehingga membutuhkan bantuan teknisi dari Rusia.
"Di sini kan belum ada alatnya. Black box akan dikirim ke Rusia untuk investigasi selanjutnya. Kita juga datangkan teknisi Rusia untuk memeriksa," tegas dia.
Secara tegas Teguh mengatakan, pengecekan rutin selalu dilakukan terhadap pesawat maupun helikopter milik kesatuannya.
Ia juga menyampaikan, sebelum terbang, proses uji coba sebanyak dua kali sudah dilakukan.
Baca: Berhasil Ditangkap, Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Pengendara Vespa di Jakarta Terus Menangis
"Pengecekan selalu rutin dilakukan. Sebelum terbang pun pesawat juga menjalani pengecekan. Pengecekan pertama tidak ada masalah, kedua pun sama," ujarnya.
Pemakaman Jenazah Kapten Freedy
Prosesi pemakaman Kapten CPN Freedy Febrianto Nugroho digelar secara militer dan diwarnai suasana penuh haru.
Jenazah mendiang Kapten CPN Freedy Febrianto Nugroho disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sasonoloyo Colombo, Kecamatan Condongcatur, Kabupaten Sleman, Minggu (7/6/2020).
Penghormatan terakhir kepada perwira Skuadron 31/Serbu, yang bermaskas di Lanud Ahmad Yani Semarang inipun dilakukan oleh korps Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) TNI AD.
Pemakaman dihadiri langsung oleh Danpuspenerbad Mayor Jenderal TNI Teguh Pudjo Rumekso.
Baca: Jenazah PDP yang Diambil Paksa dari di RS Labuang Baji Makassar Terkonfirmasi Positif Covid-19
Ia mengaku bersedih sekaligus berduka atas insiden jatuhnya Helikopter jenis MI 17 di Kendal, Sabtu (6/6/2020) kemarin.
"Kami turut berduka cita atas gugurnya perwira di satuan kami. Sekarang sudah berlangsung pemakan almarhum Kapten CPN Freedy Febrianto Nugroho," katanya seusai memipin prosesi pemakaman jenazah Kapten CPN Freedy.
Ia mengatakan, segenap keluarga besar Puspenerbad Skuadron 31/Serbu TNI Angkatan Darat (AD) turut berduka yang mendalam.
Selain melepas pemakaman Kapten Freedy, rencananya Teguh juga akan melepas tiga perwira lain yang meninggal akibat jatuhnya Helikopter MI-17 saat latihan.
"Tadi saya sudah melepas perwira yang lain dari Semarang menuju Cirebon," tegasnya.
Baca: Pramugara Ini Ungkap Pintu Rahasia di Pesawat yang Digunakan saat Keadaan Darurat
Menurut informasi, Helikopter jenis MI-17 tersebut melakukan uji coba penerbangan sekitar pukul 12.30 WIB pada Sabtu siang.
Sekitar satu jam setelahnya atau pukul 13.40 WIB Helikopter yang berisi sembilan anggota TNI itu pun jatuh di Kecamatan Kaliwungi, Kabupaten Kendal.
Selama masa bakti, Teguh menyampaikan jika mendiang kapten CPN Freedy merupakan salah satu perwira terbaik.
Kapten CPN Freedy dikenal sebagai pribadi yang ramah, disiplin dan santun.
"Keseharian bersama teman-temannya di satuan dikenal baik, disiplin dan salah satu perwira terbaik kami," kenangnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Investigasi Penyebab Jatuhnya Helikopter MI-17 di Kendal, TNI AD Datangkan Teknisi Asal Rusia