Jadi kepuasan itu sebenarnya ada ketika kita memberi. Makanya ada buku Miracle of Giving. Dan saya lihat itu ada pada Bang Hotman.
Baca: Sengketa Geprek Ayam Bensu Makin Meruncing, Kubu Ruben Onsu Klaim Masih Bisa Gunakan Merek
Ketika Bang Hotman memberi beras, sembako, saya kira Abang sudah menikmati itu. Jadi ketika memberi itu diperbanyak, konon orang akan menemukan kebahagiaan.
Kebahagiaan yang tidak semu. Ada kebahagiaan yang kita dapat dia kering. Tapi dia rasa, tidak semua orang bisa menceritakan apa yang dia rasa.
Saya jadi puitis pula di depan Bang Hotman. Sekarang Bang Hotman sudah punya semuanya. Lalu apakah Bang Hotman bahagia?
HP : (agak lama menjawab)
Gimana menjawabnya. Belum bahagia. Karena itu tadi. Mau pensiun ragu-ragu.
Begitu mau kerja lagi, pusing lagi pemikiran. Terjun lagi pada masalah. Sehingga never ending story. Makanya itu jadi pertanyaan, bagaimana mau cut off.
Tapi susah. Anak saya tiga. Semua pengacara muda. Saya perlu bimbing juga. Pengacara itu kan perlu jam terbang. Pencagara itu tanpa kasus, susah jadi ahli.
Ya itulah saya gak bisa tinggalin. Tapi bahagianya, ya semu lah. (*)
Artikel ini tayang di serambinews.com dengan judul Hotman Paris Tanya Cara Lepaskan Duniawi, Jawaban Ustaz Abdul Somad: Sampai Mulutmu Disumbat Tanah