Tantangannya adalah manajemen suhu produk dari lahan sampai konsumen, khususnya setelah panen.
“Rantai beku yang ada saat ini hanya di tiga titik, yaitu Pedagang Besar, Grosir, Eksportir dan Agen. Sedangkan Produsen hortikultura umunya berskala kecil dan tidak memiliki kemampuan finansial untuk menerapkan rantai beku,” singgung Makky.
Pada aspek teknis, kecepatan proses pembekuan produk dan suhu penyimpanan khususnya pada transportasi belum standar, akibatnya, kualitas produk yang disimpan menurun dan kalah bersaing karena biaya simpan tinggi.
“ini bisa kita atasi dengan teknologi deep freeze yang memiliki keunggulan dari segi biaya dan kualitas suhu penyimpanannya. Kuncinya saat ini ada dua. Pertama, cold chain yang mampu mempertahankan kualitas produk lebih bagus, dan Kedua, memiliki rantai digital, artinya mampu dilacak kualitas, waktu, dan distribusinya,” jelasnya.
Pentingnya Cold Chain Komoditas Hortikultura
Bugie Pudjotomo, Asosiasi Rantai pendingin Indonesia juga berpandangan, Cold Chain pada produk hortikultura selain meminimalisir potensi kerugian paska panen dan loss of weight dan quality pada masa simpan, juga berdampak pada aspek lainnya.
"Mulai dari peningkatan kualutas kesegaran, stabilitas suplay, daya tawar petani, dan perluasan jangkauan distribusi," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderel Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk peningkatan kualitas paska panen dan pemasaran, pihaknya telah lakukan lima strategi.
“Pertama peningkatan diplomasi perdagangan, promosi, investasi, dan ekspor. Kedua, peningkatan sertifikasi Good Agroicultural Practice (GAP), Ketiga Good Handling Practices (GHP), serta organik. Keempat, pengembangan kemitraan usaha, dan Kelima peningkatan registras kebun/lahan usaha serta Packing House,” tukas Anton, sapaan akrabnya.
Baca: Komisi IV Dukung Perbaikan Irigasi Pertanian
Dengan adanya cold chain, Kemententerian Pertanian yakin kualitas produk hortikultura yang dihasilkan dapat meningkat, mampu bersaing dengan negara lain, dan meningkatkan ekspor.
Acara Webinar PanganTalk#3 oleh Pangan Institute.id di hadiri oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia ASHARE Indonesia Chapter, Sekretaris LPPM Universitas Andalas, Peserta dari BPTP Jambi, BPTP Kalbar, BPTP Bengkulu, Agroindustrial Tech.
Kemudian Dept. of UISI, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Metro Lampung, Dinas TPHP Kalteng, Analis PMHP, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, Dispang dan Horti Kaltim, Ditjen PKH Kementan, BUTTMKP Bekasi, Stiper Dharma Wacana Metro Lampung, Universitas Semarang, BBPPMBTPH, dan civitas akademika.