Ternyata, itu bukanlah Nus Kei, melainkan anggota kelompok John Kei yang akan menyerang dan mencari Nus Kei di rumah.
Suasana berubah tegang tiba-tiba. Seorang pria di antara para pelaku mengambil barbel dan melemparkannya hingga memecahkan kaca kamar depan.
Di dalam kamar ada anak Nus Kei yang tengah bermain gawai. Istri Nus Kei segera datang ke kamar dan menyelamatkan anak-anaknya.
Ia langsung membawa kedua anaknya ke lantai dua untuk menyelamatkan diri.
Sementara para pelaku secara brutal menghancurkan jendela rumah, istri dan dua anaknya lompat keluar lewat jendela di lantai dua dan berteriak minta tolong.
"Saya teriak histeris minta tolong. Untung banget, ada tetangga yang mendengar dan membuka jendela," jelas R.
"Setelah nego-nego minta bantuan, akhirnya dibolehin untuk masuk. Kami berlari di atas genteng, menuju rumah tetangga," sambung R.
Saat itu, ada 5 orang yang loncat melewati tembok pembatas antarrumah yang cukup tinggi dan melompat ke jendela rumah tetangga melalui genting. R termasuk di dalamnya.
Tanpa disadari, ada dua anggota keluarga yang tertinggal.
Mereka bersembunyi di dalam loteng rumah, hingga keadaan benar-benar aman dan baru keluar setelah anak buah John Kei pulang.
"Ada keponakan saya juga yang ketinggalan lagi sembunyi di bawah loteng gitu."
"Untung saja sudah aman walau tertinggal. Yang nemuin keponakan saya Tyo," ucap R. Penyerangan anak buah John Kei berlangsung cepat.
Selang beberapa menit setelah serangan membabi-buta itu, Nus Kei kembali ke rumah untuk mengecek keadaan keluarganya dan mendapat rumahnya sudah hancur berantakan.
Dari kejadian itu, Nus Kei meminta perbuatan pidana anak buah John Kei terhadap keluarganya harus tetap berlanjut.