Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petugas Pilkada di lapangan dinilai rentan terpapar virus corona atau Covid-19 saat menjalankan tugasnya menjaga Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 9 Desember 2020.
Direktur Eksekutif Center of Strategic and International Studies (CSIC) Philips Jusario Vermonte mengatakan, petugas di lapangan akan bertemu banyak orang saat pelaksanaan Pilkada serentak pada tahun ini.
Baca: 20 Warga di Satu Kelurahan di Bandar Lampung Positif Corona, Hampir 200 Rapid Test Dilakukan
Sehingga berpotensi menjadi klaster baru.
"Kalau pemilih bisa diatur jam datangnya, tapi petugas akan terekspose semua orang. Jadi petugas ini harus benar-benar diawasi, jangan sampai menjadi klaster baru," papar Philips dalam webinar bertema Langkah Stategis Mengawal Pilkada Berkualitas, Jakarta, Minggu (28/6/2020).
Selain itu, Philips juga berharap adanya pemetaan penyebaran Covid-19 secara akurat dan terdapat pengecualiaan penyelenggaraan Pilkada 2020 bisa tidak dilaksanakan.
"Harus dibuat parameternya, masih terlalu berisiko atau tidak melaksanakan Pilkada," katanya.
"Daerah mana saja yang bisa, tidak semuanya 270 dilaksanakan Pilkada, tetapi harus memproteksi pemilihnya juga," papar Philips.
"Ini penting karena Pilkada sudah menjadi kultur, orang akan pulang kampung untuk memilih kepala daerahnya," sambung Philips.
Baca: Ombudsman Siapkan 3 Langkah Mengantisipasi Maraknya Hoaks Saat Pilkada 2020
Di sisi lain, Philips meminta partai politik untuk mengusung kepala daerah yang berorientasi terhadap pelayanan publik dan mampu mengatasi persoalan-persoalan yang ada di daerah tersebut.
"Jadi bukan lagi kepala daerah yang dikenal masyarakat tapi tidak punya kemampuan teknokratik," ucapnya.