"Walaupun saya lihat, kan beliau bawa teks itu. Artinya teksnya sudah disusun," papar Ibnu.
"Jadi marahnya sudah dari mejanya sebenarnya," lanjutnya.
Ibnu menilai ekspresi kemarahan Jokowi tidak terjadi secara spontan.
"Bukan ekspresi beliau bicara secara lisan, ini kan sudah disusun teksnya," jelas profesor tersebut.
"Artinya kemarahannya sudah akumulatif beliau itu," kata Ibnu.
Meskipun ekspresi kemarahan Jokowi menjadi sorotan, Ibnu menilai sebenarnya hal itu wajar saja.
"Tapi walaupun begitu, saya ada catatan, hal yang wajar juga karena Presiden Jokowi adalah kepala pemerintahan," ungkap Ibnu.
Dalam pidato tersebut, Jokowi meminta jajaran menterinya bekerja lebih keras lagi menangani pandemi Covid-19.
Ia meminta para bawahannya tersebut tidak menganggap situasi seperti normal.
"Jadi wajar memarahi bawahannya yang dianggap beliau kurang keras bekerja, kurang extraordinary dalam bekerja terkait dengan pandemi ini," kata Ibnu.
"Jadi marahnya walaupun level 10 pun itu wajar saja, karena beliau kepala pemerintahan. Marahin anak buah, kira-kira begitu," jelasnya.
Ibnu menilai momentum kemarahan Jokowi saat ini sudah tepat mengingat pertumbuhan kasus positif Covid-19 masih tinggi.
"Tapi ini pas marahnya. Saya kira sudah pas karena era pandemi membutuhkan extraordinary," jelas Ibnu.
Lihat videonya mulai menit 7:50