"Jadi mungkin dia menuduh menteri-menterinya nggak punya perasaan," ungkap Fahri.
Baca: Video Jokowi Marah-marah ke Menteri, Pengamat: Ibarat Menepuk Air di Dulang, Terpercik Muka Sendiri
Menurut Fahri, kata 'tidak punya perasaan' ini jika diucapkan dalam sebuah sinetron bermakna ringan.
Namun, saat diucapkan seorang presiden terhadap lembaga negara, itu adalah hal yang serius.
"Tuduhan tidak punya perasaan kepada lembaga negara itu serius sebenarnya," ucap dia.
Baca: Video Jokowi Marahi Kinerja Menteri Baru Diunggah Setelah 10 Hari, Fahri Hamzah: Apa yang Terjadi?
Selain itu, Fahri juga menyinggung pernyataan presiden soal bantuan yang tak kunjung turun.
Menurut dia, apa yang disampaikan Jokowi kali ini bukanlah drama semata.
"Kemudian beliau mengatakan, apa mau dilihat rakyat mati dulu baru cair."
"Sepandai-pandainya Pak Jokowi membuat drama tapi menurut saya mungkin ini bukan drama ya," kata Fahri.
Baca: Kemarahan Jokowi Dinilai Sejalan dengan Kekecewaan Rakyat Terhadap Kerja Para Menteri
Selanjutnya, soal kejujuran Jokowi yang menyebut tidak ada progres signifikan yang dilakukan oleh para menterinya.
Fahri menilai, bahwa pernyataan presiden itu bukan drama, karena tak mungkin seorang presiden berbicara sembarangan di depan seluruh rakyatnya.
"Yang terakhir, sejujurnya saya katakan tidak ada progres, ini kata-kata presiden, ya sedrama-dramanya kan nggak boleh presiden kemudian ngawur dalam kata-kata."
"Sebab dia dengar oleh rakyat dan dipertimbangkan oleh yang beliau ulang-ulang berkali-kali, 267 juta rakyat Indonesia," jelasnya.
Baca: Kritik Jokowi Marah-marah ke Menteri, Fadli Zon: Kasihan Sekali Letjen Doni Monardo
Terakhir, Fahri menyinggung soal presiden yang siap mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu).
Padahal, menurut dia, Perppu adalah pintu dari sebuah kedaruratan.