Sayangnya, Moeldoko enggan menjelaskan maksud pernyataannya dan meminta Nana tidak melanjutkan pertanyaannya.
"Udah nggak usah dilanjutkan," potong Moeldoko.
Mendengar jawaban Moeldoko, Nana tertawa dan membuat kesimpulan, ada faktor kesengajaan kenapa video kemarahan Jokowi baru dirilis 10 hari kemudian.
"Berarti ini kesengajaan dirilisnya 10 hari kemudian, melihat ada situasi tertentu, kenapa dirasa perlu publik perlu melihat kemarahan itu?"
"Kenapa kita perlu tahu Pak Jokowi marah-marah pada anak buahnya?" tanya Nana.
Mendengar pertanyaan itu, Moeldoko memilih jawaban diplomatis yang membuat Nana menyebut mantan KSAD itu seperti politisi karena tidak mau menjawab langsung.
"Yang paling penting, bagaimana memahami substansi kemarahan itu," ucap Moeldoko.
Penjelasan Istana
Sementara itu, dalam penjelasan sebelumnya oleh pihak Istana, video tersebut awalnya tak tidak dirilis karena sidang paripurna tersebut bersifat internal atau tertutup.
Wartawan juga tidak diperbolehkan untuk meliput.
Demikian dikatakan Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sektretariat Presiden, Bey Machmudin sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
"Karena awalnya Sidang Kabinet Paripurna tersebut bersifat intern," kata Bey, Minggu (28/6/2020).
Namun, Biro Pers Istana menilai pernyataan Presiden dalam rapat tertutup itu penting untuk dipublikasikan.
Banyak hal yang baik, dan bagus untuk diketahui publik.