Saat itu Priyo mencoba memediasi kedua belah pihak.
"Saya berikan pandangan agar M sebagai pelapor mengurungkan niatnya melaporkan ibunya," jelasnya.
Priyo bahkan sampai ingin membeli sepeda motor yang dianggap digelapkan oleh M itu.
"Semua itu hanya spontanitas. Karena saya tidak pernah membentak ibu sendiri. Kok malah M mau memenjarakan ibunya sendiri. Menurut saya itu tidak logis dan berperikemanusiaan," kata Priyo.
Meski sudah dimediasi, M bersikeras tetap ingin melaporkan ibunya. Priyo pun dengan tegas tetap menolak laporan tersebut.
Priyo tak habis pikir mengapa hanya karena persoalan motor si anak tega melaporkan ibunya.
"Anaknya tetap bersikeras, saya sampai spontan bilang ingin beli motornya, tapi dengan syarat sujud dengan ibunya," katanya.
Karena M tetap kukuh ingin melaporkan ibunya, Priyo akhirnya menyuruh pria itu pulang untuk menenangkan pikiran.
Ia menyarankan agar perseteruan ibu dan anak tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
Hingga Senin (29/6/2020) kemarin, kata Priyo, M tidak datang lagi ke Mapolres Lombok Tengah. Dari informasi terbaru yang dia dapatkan, M mau melapor ke Polda NTB.
"Pelaku belum datang lagi, infonya mau melapor ke Polda. Saya bilang ya itu hak dia mau melapor di mana saja silakan," ujar Priyo.
Lantas apa yang melatarbelakangi Priyo menolak laporan anak tersebut?
Kepada Tribun, Priyo mengaku tidak tega melihat seorang ibu yang sudah lanjut usia harus berurusan dengan polisi hanya karena permasalahan sepele.
"Intinya kalau bicara profesional kita tidak boleh menolak laporan. Tapi di sisi lain, saya juga manusia biasa yang punya hati nurani. Kalau laporannya saya terima, saya proses, terlalu kejam rasanya. Kasian banget saya melihat ibu itu sambil menangis," tuturnya.